REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat bahwa masalah internal dalam tubuh partai Golkar terkait Setya Novanto sebenarnya tidak terlalu besar. Namun, satu-satunya jalan keluar yang baik bagi Golkar adalah menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
"Tapi yang jelas Munaslub adalah jalan keluar yang baik untuk Golkar. Masalah ini tidak terlalu besar bagi partai sebesar Golkar, masalahnya mau atau tidak memperbaiki dan menyelamatkan Golkar," kata Hendri Satrio di Jakarta, Rabu (29/11).
Ia menjelaskan, ada dua opini yang akan berkembang terkait majunya Idrus ke Munaslub. Pertama, apakah Idrus maju serius atau hanya untuk memperkuat daya tawar dia sebagai Sekjen siapa pun ketuanya, sebab saat Munas Bali, Idrus pernah deklarasi mengajukan diri namun kemudian mundur dari kompetisi.
"Bila dia maju betul maka bagus buat Golkar karena kader kembali punya pilihan tambahan sebagai figur ketua selain, Airlangga, Ade Komarudin (Akom) dan MS Hidayat," ujarnya.
Opini kedua adalah, Idrus maju untuk menyelamatkan rezim Setya Novanto di Golkar. Bila benar opini kedua ini terjadi maka peluang Idrus menang akan sangat besar mengingat suara Setnov ke Airlangga sangat jauh bedanya, Akom yang paling dekat dengan Setnov hanya sekitar 50 persen bedanya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong agar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar dapat dilakukan paling lambat Desember 2017 untuk segera memilih pengganti Ketua Umum Setya Novanto yang menjadi tersangka kasus korupsi KTP-e.
Praperadilan yang dimaksud JK adalah jalur hukum yang diajukan Setya Novanto kepada pengadilan untuk meninjau proses hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadikannya tersangka kasus korupsi KTP-El.
Menurut Wapres yang juga politisi senior Golkar tersebut, apapun hasil praperadilan yang sidang pertama akan dilakukan pada 30 November 2017 itu, nama Setya Novanto dan Golkar telah tercoreng kasus korupsi sehingga perlu segera dibersihkan.
"Praperadilan tidak mengadili substansi, mengadili proses saja. Ya, prosesnya bisa saja katakanlah dia menang, orang akan tetap berpikir bahwa ada masalah," katanya.
Oleh karena itu, Wapres berharap munaslub dapat segera dilakukan untuk menyelamatkan citra Golkar yang elektabilitasnya menurun karena kasus Setya Novanto.