REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menerima laporan aktivitas banjir lahar hujan atau lahar dingin yang membawa material vulkanis Gunung Agung di Sungai Sabuh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat dan Sungai Yeh Sah, Desa Batusesa, Rendang, Karangasem, Bali.
"Ya kami menerima laporan hari ini dari petugas dan mengimbau masyarakat agar menjauh dari lokasi, karena banjir lahar hujan ini membawa produk material yang cukup besar akibat hujan yang terjadi terus menerus," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang, Karangasem, Kamis (30/11).
Ia mengatakan, masyarakat yang dekat dengan lembah hulu sungai dari Gunung Agung harus meningkatkan kewaspadaannya, karena sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jika tidak melakukan antisipasi dini.
Kasbani menerangkan, warna banjir hujan berwarna coklat yang mengalir didua sungai ini memang berbeda, karena jenis produk material vulkanik Gunung Agung yang dihasilkan, artinya kalau produk ini berbentuk bongkahan batu maka jenis itu yang terbawa ke sungai. "Kalau produk material vulkaniknya bersumber dari abu yang terbawa hujan maka akan warnanya berbeda lagi," ujarnya.
Menurut dia, intensitas air di dua sungai ini sangat banyak disertai material vulkanik yang terbawanya menyebabkan terjadinya banjir yang begitu besar menuju ke arah selatan. Sedangkan, untuk banjir lahar hujan yang terjadi di Sungai Barak, Desa Tianyar, Kabupaten Karangasem beberapa waktu lalu materialnya sangat pekat atau kental seperti adukan semen ini disebabkan intensitas hujan di kawasan utara Gunung Agung lebih sedikit, sehingga material vulkanik yang terbawa seperti itu. "Sebenarnya sama saja, namun tergantung dari jumlah kosentrasinya terhadap air. Untuk banjir lahar hujan ini lebih cenderung membawa material abu, karena erupsinya yang saat ini masih berupa abu saja," ujar Kasbani.
Untuk material lain, seperti bebatuan masih berada di kawah Gunung Agung, mungkin saja bisa terjadi erupsi yang mengaliri sungai ini. "Namun, untuk kejadian ini masih belum terjadi dan kami akan terus lihat perkembangannya dan saat ini banjir lahar hujan masih berupa material abu," ujarnya.
Ia mengatakan, seandainya ada material yang lebih besar terbawa oleh banjir lahar hujan itu, kemungkinan ini merupakan produk lama dari puncak Gunung Agung.