Rabu 06 Dec 2017 13:11 WIB

Putin dan Abbas Komunikasi Bahas Yerusalem

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: Reuters/Sergei Ilnitsky/Pool
Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menjalin komunikasi via telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa (5/12). Pada kesempatan tersebut, Putin menegaskan kepada Abbas negaranya siap membantu menyelesaikan perseteruan antara Palestina dengan Israel.

Vladimir Putin meletakkan posisi prinsipil Rusia untuk mendukung dimulainya kembali segera pembicaraan langsung Israel dan Palestina terkait semua masalah yang disengketakan, termasuk status Yerusalem untuk mencapai solusi yang adil dan memenuhi kepentingan dua belah pihak, kata layanan pers Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Keduanya (Putin dan Abbas) juga mencatat pentingnya kesepakatan antara gerakan Fatah dan Hamas yang ditandatangani di Kairo, Mesir Oktober lalu. Kesepakatan itu untuk mengonsolidasikan persatuan intra-Palestina.

Pembicaraan antara Putin dan Abbas ini terjadi di tengah hangatnya rencana Amerika Serikat (AS) yang hendak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AS pun berencana memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke kota yang disucikan umat Islam, Yahudi, dan Kristen tersebut.

Rencana ini mendapat penentangan dan kecaman dari berbagai negara, khususnya negara-negara Arab. Langkah AS dinilai akan menghancurkan upaya perundingan damai antara Palestian dan Israel serta memicu konflik di daerah tersebut.

Berdasarkan keterangan beberapa pejabat Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump disebut akan mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement