Kamis 07 Dec 2017 15:13 WIB

Lepas Digusur, Warga Memilih Tidur di Kuburan

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Endro Yuwanto
Warga korban penggusuran Kampung Palem Nuri, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang memilih bertahan dan tidur di atas pemakaman umum yang bersebelahan dengan lokasi penggusuran, Kamis (7/12).
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Warga korban penggusuran Kampung Palem Nuri, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang memilih bertahan dan tidur di atas pemakaman umum yang bersebelahan dengan lokasi penggusuran, Kamis (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  TANGERANG -- Ratusan warga Kampung Palem Nuri, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang memilih bertahan di lahan kuburuan di sebelah lahan rumah mereka yang digusur. Salah satunya adalah keluarga Ilyas yang memilih menggelar kasur di atas gundukan kuburan dan batu nisan.

"Sejak penggusuran di sini, (bersama) anak dua, yang satu sudah SD," ujar Ilyas saat ditemui di pemakaman umum Kampung Palem Nuri, Kamis (7/12).

Dengan batu nisan menjadi bantal dan gundukan kuburan menjadi guling, pria berusia 36 tahun ini mengaku kerap terbangun untuk menjaga anak-anak dari gigitan nyamuk. Belum lagi, kata dia, rasa was-was karena musim penghujan.

Sebelumnya, warga sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Lurah Panunggangan Barat Ahyar Herudin untuk memberikan izin tinggal di rumah susun sewa (rusunawa) yang tidak jauh dari lokasi penggusuran. Akan tetapi, kata Ilyas, lurah hanya mengizinkan warga menempati teras rusun dan diberi waktu kurang lebih hanya satu pekan.

"Udahlah tinggal di sini (teras) saja sementara, jangan tidur di dalam (rusun) satu-satu, di depannya saja," ujar Ilyas mengulang ucapan lurah Panunggangan Barat.

Mendengar jawaban tersebut, warga lebih memilih untuk tidur di kuburan. Ilyas juga mengeluhkan, tidak ada sedikit pun santunan atau sumbangan dari pemerintah pasca-penggusuran. Makanan dan MCK untuk warga tergusur kini dibuat swadaya dan mengandalkan sumbangan dari kampung Bima yang bersebelahan dengan kampung Palem Nuri yang tergusur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement