REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai menilai, Setya Novanto masih berupaya mempertahankan kekuasaannya dari balik sel tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini setelah Novanto menunjuk kader Partai Golkar Aziz Syamsudin sebagai penggantinya seiring dengan pengunduran dirinya dari ketua DPR.
"Ini ada kekuatan yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan melindungi para koruptor yang ditunjukkan partai Golkar. Ini bahaya sekali," ujar Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai saat ditemui di sela-sela acara sarasehan nasional bertajuk "Merumuskan Pembaharuan dan Kebangkitan Partai Golkar" di Manhattan Hotel, Casablanca Kuningan, Jakarta Selatan pada Ahad (10/12).
Yorrys juga menilai mekanisme dalam penunjukan tersebut tidak dapat dipahami mengingat hal tersebut dilakukan Novanto dari balik sel tahanan. Sehingga ia menilai tidak semestinya, surat pengunduran diri dan penunjukan yang belum dapat dipastikan keberadaannya tersebut diproses di DPR.
"Ini kan mempermalukan sekali. Apalagi dia dalam status di penjara. Kira-kira DPR kalau menerima itu sendiri lucu kan. Golkar apalagi. Tapi kita lihat aja prosesnya. Ini kan baru ada wacana, ada yang bilang terima surat. Tapi itu tidak boleh terjadi karena itu akan merusak citra Golkar dan citra DPR" ujar Yorrys.
Karena itu lanjut Yorrys, ke depan juga kepengurusan DPP Partai Golkar usai musyawarah nasional luar biasa hendaknya melakukan pembersihan di Partai Golkar.
"Tidak boleh ada, benalu-benalu yang ingin mempertahankan kekuasaan karena korupsi ini," katanya.