Jumat 22 Dec 2017 13:35 WIB

Sopir Bus Terminal Pulogebang Jalani Tes Kesehatan

Rep: mg01/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah supir bus di Terminal Pulaugebang menjalani tes kesehatan, Jumat (22/12)
Foto: Mg01
Sejumlah supir bus di Terminal Pulaugebang menjalani tes kesehatan, Jumat (22/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang datangnya liburan panjang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) sejumlah terminal di Jakarta mulai berbenah diri. Tak terkecuali Terminal Pulogebang, Cakung di Jakarta Timur.

Pengecekan bus layak jalan (ramp check) mulai dilakukan Terminal Pulogebang sejak 27 November 2017. Tes kesehatan terhadap sopir bus yang beroperasi pada libur Nataru juga dilakukan mulai hari ini. Tes kesehatan terhadap para sopir bus dilakukan di Terminal Pulogebang oleh tim dari Puskesmas Cakung dan Pulogebang. Tes kesehatan ini dilakukan hingga 2 Januari 2018.

"Di sini ada dua tim, yang tes urin, dan cek kesehatan supir bus. Penumpang dan karyawan juga cek kesehatan di sini," kata Dokter Puskesmas Cakung, dr Santi A kepada Republika.co.id di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Jumat (22/12).

Ia menjelaskan, dari tes urin dan cek kesehatan dapat diketahui seberapa tinggi tekanan darah, juga gula darah, dan sebagainya dari si sopir bus. Dari hasil tes oleh tim kesehatan itu nantinya akan dikeluarkan surat rekomendasi.

Surat rekomendasi ini berisikan keterangan layak atau tidaknya sopir yang akan mengemudikan bus. Ada juga yang diberikan keterangan layak namun dengan catatan, kemudian dari tim kesehatan diberi obat. "Kita kasih keterangan layak atau tidak layak. Keputusan berangkat atau tidaknya (sopir bus) itu nanti Dishubnya," kata dr Santi.

Kepala Satuan Pelaksana Operasional Terminal Pulogebang, Noviesa F Pinem mengatakan, setelah supir mengikuti tes kesehatan dan diketahui tidak layak berangkat, maka pihaknya akan meminta operator bus untuk mencari pengganti. "Kalau sopir tidak layak, otomatis kita minta cari supir pengganti yang juga harus ikut tes kesehatan terlebih dahulu. Kalau layak baru kita berangkatkan," kata Pinem.

Ia mengatakan, dalam satu hari, supir bus yang mengikuti tes kesehatan bisa sampai 40 orang. Menurutnya, beberapa operator bus besar juga biasanya melakukan tes kesehatan sendiri bagi supirnya yang juga mengeluarkan surat keterangan layak untuk berangkat.

Pinem menjelaskan, ketika bus akan berangkat, petugas terminal akan meminta surat keterangan kepada supir terkait layak atau tidaknya ia mengemudikan bus. "Kalau tidak layak kita suruh dia ikut tes kesehatan lagi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement