Rabu 27 Dec 2017 15:12 WIB

Dahnil: Negara Berutang Kasus Novel Baswedan

Rep: Novita Intan/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjuntak menyampaikan sambutan saat penutupan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang dihadiri Presiden Joko Widodo, di Tangerang, Banten, Rabu (30/11). Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut berpesan ti
Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjuntak menyampaikan sambutan saat penutupan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang dihadiri Presiden Joko Widodo, di Tangerang, Banten, Rabu (30/11). Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut berpesan ti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum menemukan titik terang. Hingga saat ini, Novel masih menjalani perawatan untuk kedua matanya di Singapura. Dikabarkan kondisi Novel sudah mulai membaik.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar beberapa minggu lalu Novel telah melakukan operasi penananam selaput mata sebelah kiri.

"Saya harus update beberapa hal terkait kondisi Novel, di mana telah melakukan operasi penanaman selaput mata kiri. Insya Allah Novel akan melakukan operasi lagi pada 1 Februari mendatang," ujarnya saat acara 'Diskusi Berseri Madrasah Anti Korupsi' di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (27/12).

Dahnil menjelaskan, apabila perkembangan pasca operasi tersebut mengalami kemajuan maka tahap berikutnya adalah operasi penanaman kornea. Namun, belum dapat dipastikan operasi pada 1 Februari tersebut bisa tepat waktu.

"Tapi belum tahu apakah kemudian memang benar akan 1 Februari atau bisa lebih cepat atau bisa lebih lambat. Karena tergantung dari pertumbuhan selaput itu apakah positif atau tidak. Kalau positif dan juga berjalan lancar maka maret Novel sedikit bisa kembali," katanya.

Menyoal keinginan keluarga Novel bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Dahnil menyampaikan bahwa pihak keluarga Novel lebih memfokuskan proses penyembuhan kedua matanya.

"Novel nyaris pesimis dengan semua itu dan sekarang hanya berkonsentrasi pikirannya adalah upaya bisa kembali agak normal. Karena tidak mungkin bisa normal, karena Novel jelas alami kecacatan pada mata," jelasnya.

Berangkat dari kebesaran hati keluarga Novel untuk menunda keinginan bertemu dengan Jokowi, Dahnil menilai negara memiliki utang budi terhadap penyidir senior KPK ini. Untuk itu, pihaknya akan terus mengawal kasus ini termasuk mendorong pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

"Dan Itu saya pikir adalah utang republik ini. Dan sayangnya Jokowi tidak berikan apresiasi, tidak berikan upaya yang maksimal untuk ungkap kasus ini. Jadi yang jelas kami dan juga termasuk teman-teman masyarakat sipil untuk mengawal penyelesaian kasus ini melalui TGPF maka semua yang tadi perlu disampaikan akan dibuka secara terang benderang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement