Kamis 28 Dec 2017 20:28 WIB

Unisa, Universitas Unggul Berwawasan Kesehatan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Aisyiyah.
Foto: Google
Universitas Aisyiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai amal usaha di bidang pendidikan, Aisyiyah memiliki Unisa Yogyakarta yang merupa­kan metamorfosa dari Stikes Aisyiyah Yogyakarta.  Aisyiyah  bertekad untuk mengembangkan sumberdaya manu­sia berakhlak mulia, berilmu penge­tahuan, menguasai teknologi, profesional dan berjiwa entrepreneur yang menjadi kekuatan penggerak dalam menghadapi tuntutan zaman.

Sebagai universitas yang belum lama berdiri, banyak hal yang perlu diperbaikan dan disempurnakan un­tuk menjadi universitas yang berwa­wa­san kesehatan dan unggul. 

"Jika perlu kami harus melakukan lompatan dalam mengelola pendidi­kan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan pengamalan Al Islam-Kemuhammadiyahan dengan duku­ngan organisasi dan SDM, sarana dan prasarana yang ada," kata Rektor Uni­sa Yogyakarta, Warsiti.

Unisa lanjut Warsiti, meskipun belum genap berusia dua tahun sudah berani mengajukan akreditasi dan mendapat nilai B. 

"Ini merupakan prestasi yang baik bagi Unisa. Di awal Agustus 2017 Uni­sa masuk cluster ke-3 yakni urutan ke-244 dari 3.244 perguruan tinggi di seluruh Indonesia," terangnya. Padahal pada awal berdirinya Unisa masuk cluster ke-5 dan urutan ke-3.027 dari 3.244 perguruan tinggi.

Untuk mempercepat keunggulan Unisa, akan lebih mudah dicapai jika didahului dengan perencanaan jangka panjang yakni selama 20 tahun dan dibuat secara sistematis dan menye­luruh dalam suatu Rencana Induk Pe­ngembangan Unisa. 

Untuk mewujudkan rencana terse­but, pihak Unisa telah membagi dalam tiga tahap yakni: Tahap I( 2016-2020) Unisa Tumbuh, Tahap II (2020-2027) Uni­sa Berkembang dan Tahap III (2028-2035) Unisa Pilihan dan Unggul.

"Sekarang kami fokus untuk Unisa Tumbuh yakni universitas yang se­dang membangun secara proporsional dalam aspek kelembagaan, SDM dan sarana prasarana dengan target ke­lembagaan, SDM dan sarana prasa­rana terpenuhi," tuturnya.  

Saat ini ruangan kuliah su­dah pa­dat, sehingga diperlukan tambahan gedung dan rencananya akan dimulai tahun depan untuk pembangunannya.

Pada tahap Unisa tumbuh, tidak hanya melebar (bertambah dari segi kuantitas, melainkan juga kualitas). Sehingga kebijakan yang sedang dite­rapkan adalah bagaimana mening­kat­kan kapasitas, mengembangkan prodi baru dengan penguatan tata kelola.  "Pada awal berdirinya, ada 16 prodi (program studi) dan sekarang 18 prodi," ungkap rektor.

Akselerasi SDM

Yang menjadi titik kelemahan Unisa saat ini di bidang kualitas SDM, karena itu Unisa melakukan akselerasi untuk SDM dosen harus memenuhi kualifikasi dan publikasi, serta me­ning­katkan kualitas dosen untuk men­dapatkan jabatan fungsi akademik. 

Selain itu Unisa juga fokus untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Bagi mahasiswa berprestasi ada dua reward selain berupa uang pembina­an, akan mendapatkan kredit poin untuk kegiatan kemahasiswaannya.

Lebih lanjut Warsiti mengatakan pada tahap Unisa  tumbuh ditargetkan ada tambahan prodi sarjana profesi bidan,  diploma anastesi dan magister fisioterapi. Selain itu juga pengajuan akreditasi untuk  semua prodi baru seperti psikologi, administrasi publik, manajemen, komunikasi, akuntansi, science bioteknologi dan arsitektur.

Langkah Unisa lainnya adalah mem­­bangun jejaring dan sedang me­lakukan mapping terhadap ins­tansi yang menggunakan jejaring. "Sekarang tidak lagi berorientasi kerja sama yang hanya pada fokus pengem­bangan dosen dan untuk kegiatan praktik di rumah sakit, melainkan memfokuskan ke arah pasar lulusan yang mau me­nerima lulusan Aisyiyah," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement