REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina membantah laporan bahwa pihaknya telah menjual produk minyak secara ilegal ke Korea Utara seperti yang dituduhkan oleh Amerika Serikat (AS). Cina pada Kamis memblokir usaha AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memasukkan daftar hitam kepada enam kapal berbendera asing - lima di antaranya adalah perusahaan daratan Cina atau Hong Kong.
Washington yakin kapal tersebut telah terlibat dalam perdagangan gelap dengan Korut. Trump mengatakan di Twitter pada Kamis bahwa Cina tertangkap tangan mengizinkan menjual produk minyak ke Korea Utara. Ini artinya Cina melanggar solusi terhadap krisis mengenai pelepasan rudal bertingkat nuklir Pyongyang yang mampu menyerang Amerika Serikat.
Dalam sebuah wawancara New York Times berikutnya, Trump secara eksplisit mengikat kebijakan perdagangan pemerintahannya dengan Cina untuk bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan Korea Utara.
"Saya bersikap lunak terhadap Cina karena satu-satunya hal yang lebih penting bagi saya daripada perdagangan adalah perang. Jika mereka membantu saya dengan Korea Utara, saya bisa melihat perdagangan sedikit berbeda, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. Dan itulah yang telah saya lakukan. Tapi saat minyak masuk, saya tidak senang dengan itu," katanya.
Surat kabar Chosun Ilbo Korea Selatan pekan ini mengutip sumber-sumber pemerintah Korea Selatan yang mengatakan bahwa satelit mata-mata AS telah mendeteksi kapal-kapal Cina memindahkan minyak ke kapal-kapal Korea Utara sekitar 30 kali sejak Oktober.
Pejabat AS belum mengkonfirmasi rincian laporan ini, namun seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington memiliki bukti bahwa kapal dari beberapa negara, termasuk Cina, telah terlibat dalam mentransmisikan produk minyak dan batu bara.
Dua sumber keamanan senior Eropa Barat mengatakan kapal tanker Rusia juga telah memasok bahan bakar ke Korea Utara setidaknya tiga kali dalam beberapa bulan terakhir dengan mentransfer kargo di laut. Hal ini memberikan jalur kehidupan ekonomi lainnya ke Pyongyang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan dia telah mengetahui adanya laporan media baru-baru ini bahwa sebuah kapal Cina diduga mengangkut minyak ke sebuah kapal Korea Utara pada 19 Oktober lalu.
"Pada kenyataannya, kapal yang dimaksud dimiliki sejak Agustus, tidak berlabuh di pelabuhan Cina dan tidak ada catatan untuk memasuki atau meninggalkan pelabuhan Cina," kata Hua.
Ia menambahkan bahwa laporan tersebut tidak sesuai dengan fakta. "Cina selalu menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Korea Utara secara keseluruhan dan memenuhi kewajiban internasionalnya. Kami tidak pernah membiarkan perusahaan dan warga Cina melanggar resolusi, "kata Hua.