REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley mengatakan, Washington menyeru dilakukannya sidang darurat oleh Dewan Keamanan PBB dan Lembaga Hak Asasi Manusia di Jenewa, di tengah terjadinya demonstrasi massal di Iran.
"Kami tidak boleh diam, rakyat Iran menangis untuk kebebasan. Semua orang yang mencintai kebebasan harus berdiri dengan tujuan mereka," kata Nikki kepada wartawan di markas PBB di New York, seperti yang dikutip di Anadolu Agency, Rabu (3/1).
Ia menuding kediktatoran Iran saat ini sedang mencoba melakukan apa yang selalu dilakukannya, yaitu mengatakan bahwa demonstrasi tersebut dirancang oleh musuh-musuh Iran.
"Kita semua tahu itu omong kosong belaka. Demonstrasi tersebut benar-benar spontan, hampir di setiap kota di Iran. (Demonstrasi) ini adalah gambaran yang tepat tentang orang-orang yang telah lama tertindas bangkit melawan kediktatoran mereka," tambah Nikki.
Menurut laporan media setempat, ribuan masyarakat Iran melakukan demonstrasi sejak Kamis (30/12) di kota-kota di timur laut Masyhad dan Kashmar, untuk memprotes kenaikan harga komoditas dan kesalahan manajemen pemerintahan. Demonstrasi sejak saat itu menyebar, termasuk ke ibu kota Iran, Teheran.
Sedikitnya 23 orang tewas dan lebih dari 500 orang dilaporkan ditahan sejak demonstrasi dimulai, termasuk 200 orang di Teheran. Penangkapan juga dilaporkan terjadi di provinsi Arak, Isfahan dan Robat Karim, serta Azerbaijan Barat.
Nikki memperingatkan, penyalahgunaan kekuasaan yang lebih memalukan, dapat terjadi pada hari-hari berikutnya.
"Pada hari-hari pertama tahun 2018, tidak ada urgensi perdamaian, keamanan dan kebebasan yang lebih banyak diuji daripada di Iran," katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, telah dengan hati-hati mengikuti hiruk-pikuk yang sedang berlangsung, kata juru bicaranya, Farhan Haq. "Kami menyesalkan hilangnya nyawa yang dilaporkan, dan kami berharap agar kekerasan yang berkelanjutan dapat dihindari. Kami berharap hak untuk berkumpul dan berekspresi dengan damai dari orang-orang Iran akan dihormati," kata Farhan.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menyalahkan kerusuhan yang terjadi dipelopori oleh kekuatan asing yang dia sebut sebagai musuh Iran. "Dalam kejadian baru-baru ini, musuh-musuh Iran bersatu dengan menggunakan alat yang berbeda dalam disposisi mereka, termasuk uang, senjata, politik dan intelijen, untuk menciptakan masalah bagi sistem Islam," kata Khamenei dalam komentar yang diposting di situs resminya, Selasa (2/1) waktu setempat.