Rabu 03 Jan 2018 17:49 WIB

Pemkot Malang Perkuat Destinasi Wisata dengan Cagar Budaya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Sebanyak 22 lukisan keramik peninggalan Belanda yang berusia lebih dari 100 tahun masih terlihat di Hotel Pelangi Kota Malang. Hotel ini dianggap satu-satunya tempat yang memilki peninggalan lukisan keramik yang menggambarkan situasi Belanda di masanya.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Sebanyak 22 lukisan keramik peninggalan Belanda yang berusia lebih dari 100 tahun masih terlihat di Hotel Pelangi Kota Malang. Hotel ini dianggap satu-satunya tempat yang memilki peninggalan lukisan keramik yang menggambarkan situasi Belanda di masanya.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyatakan akan semakin memperkuat destinasi wisata dengan Cagar Budaya (CB). Hal ini diungkapkan karena Kota Malang dikenal akan kebudayaan dan kesejarahannya.

"Dari tiga daerah, Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, situs CB yang paling banyak ada di Kota Malang. Dan dari situ kita usahakan untuk dikuatkan sebagai destinasi wisata," kata Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji saat ditemui wartawan seusia Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Malang, Rabu (3/1).

Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah mengesahkan Perda Cagar Budaya di Gedung DPRD Kota Malang pada Rabu (3/1). Dengan adanya aturan itu, Pemkot menyatakan akan semakin memaksimalkan inventarisasi peninggalan sejarah di Malang. Salah satunya dengan membuat surat rekomendasi penetapan CB pada 213 peninggalan yang telah teregistrasi di data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang.

Hotel Pelangi merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sering dikunjungi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Hotel yang berada di sekitar Alun-Alun Kota Malang ini memiliki 22 lukisan keramik peninggalan Belanda yang berusia lebih dari 100 tahun masih terlihat baik di Hotel Pelangi Kota Malang. Hotel ini dianggap satu-satunya tempat yang memiliki peninggalan lukisan keramik yang menggambarkan situasi Belanda di masanya.

Marketing Manager Hotel Pelangi, Iskandar Sjachran menjelaskan, lukisan keramik pada dasarnya memang masih ada jika ditelusuri di Belanda saat ini. Namun kebanyakan lukisan yang dihasilkan para seniman lokal di sana bernuansa warna putih biru. Sementara lukisan peninggalan VOC Belanda ini lebih beragam bentuk dan warna gambarnya.

Hotel Pelangi sendiri pertama kali berdiri sekitar 1870-an oleh bangsawan Belanda, Abraham Lapidoth dengan nama Lapidoth Hotel. Kemudian pada 1890 diambil alih oleh Johnson sebagai salah satu bisnis penginapannya di Kota Malang yang terkenal sebagai destinasi wisata sejak saat itu.Seiring berjalan waktu, hotel kemudian diambil alih oleh pemerintah Belanda pada 1910 setelah wafatnya Johnson dengan nama Palace Hotel.

Kesan Belanda memang tak pernah diubah meski penjajah Jepang di masa 1942 sampai 1945. Jepang saat itu hanya mengganti nama dengan sebutan Asoma Hotel. Kemudian diambil alih kembali oleh pengusaha Banjarmasin, Sjachran Hosein.

"Dan nama Palace Hotel resmi diubah menjadi Hotel Pelangi sekitar 1968 sampai 1970 karena di masa itu pemerintah mewajibkan menghapus nama Belanda menjadi nama lokal," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement