Jumat 05 Jan 2018 14:28 WIB

Gerindra-PKS Gagal Berkoalisi di Pilkada Kota Padang

Koalisi Gerindra-PKS-PAN
Foto: Ilustrasi
Koalisi Gerindra-PKS-PAN

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Partai Gerindra dan PKS gagal berkoalisi pada Pilkada wali kota dan wakil wali kota Padang, Sumatera Barat. Karena dua partai tersebut mendukung pasangan calon berbeda.

"Surat Keputusan (SK) dari DPP Gerindra sudah datang. Kami resmi mendukung pasangan calon Emzalmi-Desri," kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar Nasrul Abit di Padang, Jumat (5/1).

Pilkada 2018 di Sumbar digelar di empat kota masing-masing Padang, Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto. Dari empat kota yang menggelar Pilkada tersebut, Nasrul Abit menyebutkan hanya pada Pilkada Padang yang berlawanan, sementara untuk tiga kota lain tetap berkoalisi. Pada Pilkada Kota Padang, PKS mengusung pasangan Mahyeldi (PKS)-Hendri Septa (PAN).

"Pada Pilkada Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto kita tetap berkoalisi," kata dia.

Di Pariaman Gerindra dan PKS mengusung Mahyudin-M.Ridwan, Padang Panjang Gerindra-PKS-PBB mengusung Rafdi Meri-Ahmad Fadli, sementara di Sawahlunto Gerindra hanya mendukung pasangan Ali Yusuf dan Ismet, karena tidak memiliki kursi di DPRD.

Pisah jalan antara Gerindra dan PKS di Pilkada Padang sebelumnya sudah terbaca setelah PKS memutuskan untuk berkoalisi dengan PAN. Kader PKS yang menjadi calon petahana, Mahyeldi disandingkan dengan Ketua DPD PAN Padang, Hendri Septa.

Namun kepastiannya baru diketahui setelah SK DPP Gerindra tertanggal 29 Desember 2017 untuk mendukung calon berbeda menyebar di publik pada awal tahun 2018. Sesuai jadwal pendaftaran pasangan calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada 2018 dimulai pada 8 sampai 10 Januari 2018 dan penetapan calon 12 Februari. Sementara pemungutan suara digelar 27 Juni 2018.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement