Ahad 07 Jan 2018 16:43 WIB

Sukabumi Giatkan Pagelaran Seni Budaya di Akhir Pekan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi Rabu (31/5). Para santri di pesantren itu berasal dari 24 provinsi dan luar negeri.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi Rabu (31/5). Para santri di pesantren itu berasal dari 24 provinsi dan luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi mulai serius menggiatkan potensi wisata di daerahnya. Salah satunya dengan menggelar pagelaran seni budaya yang rutin dilakukan di akhir pekan.

Terakhir, pagelaran seni budaya ini dilakukan pada Sabtu (6/1) malam di taman pemandian air panas Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Sukabumi. Pada acara tersebut tampil sejumlah kesenian khas Sukabumi dan pementasan teater.
 
Untuk menggenjot jumlah wisatawan, kami menggiatkan pagelaran seni dan budaya di Cikundul, ujar Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi Yudi Yustiawan kepada Republika Ahad (7/1). Di kawasan Cikundul ini setiap akhir pekan dilakukan pagelaran seni budaya dan sejumlah kegiatan lainnya yang bisa menarik para wisatawan.
 
Pagelaran seni dan budaya ini lanjut Yudi, misalnya dilakukan pada Sabtu 6 Januari lalu dengan tema Mapag wangsa anyar di Cikundul. Jenis pertunjukan yang ditampilkan seperti angklung buhun dan dogdog lojor yang dipentaskan oleh Kipahare. Selain itu dimainkan pula kesenian tradisional Karinding oleh Karasukan serta musik Tarawangsa.
 
Yudi menambahkan, dalam pagelaran itu pula ditampilkan aksi biola dan teater oleh aliansi pelestari lingkungan. Acara pagelaran ini lanjut dia biasanya dimulai sekitar pukul 19.30 WIB hingga 23.00 WIB.
 
Animo warga yang datang ke acara tersebut ungkap Yudi cukup tinggi.  Oleh karena itu tutur dia ke depan acara pagelaran rutin ini akan ditingkatkan menjadi Festival Cimandiri. Nama Cimandiri berasal dari aliran Sungai Cimandiri yang lokasinya dekat dengan taman pemandian air panas Cikundul.
 
Rencananya ungkap Yudi, festival ini akan mulai disusun pada 2018 dan dilaksanakan pada 2019 mendatang. Selain mendorong sekto wisata lanjut dia pemkot juga mendorong kegiatan lingkungaan atau ekologi dengan gerakan save Cimandiri. Di mana kata dia penggiat wisata mendorong adanya perhatian terhadap lingkungan dengan tidak merusaknya dan tidak membuang sampah sembarangan.
 
Lurah Cikundul Kecamatan Lembursitu Agus Heryanto mengatakan, kawasan taman pemandian air panas Cikundul ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Sukabumi. Saat ini wisata pemandian air panas Cikundul sedikit demi sedikit tengah berbenah," ujar dia.
 
Upaya ini, kata dia mendapatkan dukungan dari Disporapar Kota Sukabumi, Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz dan Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi serta Camat Lembursitu. Di antaranya dengan menata secara artistik kawasan pemandian air panas Cikundul dengan melibatkan para seniman yang ahli di bidangnya.
 

Penataan tersebut mendapatkan respons yang positif dari warga dan pengunjung. Pada sepekan terakhir ini tingkat kunjungan wisatawan ke obyek wisata pemandian air panas Cikundul meningkat sekitar 30 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement