REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2017, Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa ribuan ton beras kepada warga Somalia dan pengungsi Rohingya di Bangladesh. Tahun 2018 ini, ACT kembali akan mengirimkan bantuan beras kepada warga Palestina yang sedang menghadapi penjajahan bangsa Israel.
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan bahwa pada 2017 lalu ACT telah mengirimkan bantuan sebanyak seribu ton terhadap warga Somalia yang menderita kelaparan. Selanjutnya, ACT juga mengirimkan 2.000 ton beras kepada etnis Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh.
"Kali ini dunia dibikin terpengarah oleh statement Trump yang mengumkan bahwa Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ini semata-mata bukan persoalan agama, tapi tragedi kemanusiaan, sehingga membangkitkan solidaritas kemanusiaan," ujarnya saat konferensi pers di Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
Kapal Kemanusiaan ACT Kirim 10 Ribu Ton Beras ke Palestina
Karena itu, menurut dia,bantuan yang akan dikirimkan ke Palestina tahun ini jauh lebih besar dari sebelum-sebelumnya, yaitu sebanyak 10 ribu ton beras. Menurut dia, jumlah itu semakin besar kareba solidaritas rakyat Indonesia jauh lebih tinggi, sehingga program Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) dapat terlaksana.
KKP rencananya akan diberangkatkan pada 21 Februari mendatang dan akan membawa 10 ribu ton beras tersebut. Menurut Ahyudin, bantuan tersebut diberikan atas nama bangsa Indonesia yang dikumpulkan dari 10 ribu petani dari lima kabupaten di Indonesia, Rembang, Grobogan, Blora, Ngawi, dan Bojonegoro.
"Kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang besar. Salah satu cirinya adalah ketika bangsa ini selalu bersedia untuk memberikan andil pada masalah-masalah kemanusiaan di dunia," ucapnya.
Untuk menyukseskan program ini, ACT kembali menggandeng PT Samudera Indonesia untuk menyiapkan kapal. Direktur PT Samudera Indonesia, Dani Zaelani mengaku bangga bisa terlibat aksi kemanusiaan ACT sejak di Somalia hingga ke Palestina.
Walaupun, tambah dia, untuk membawa bantuan ke Palestina akan menghadapi tantangan tersendiri, karena akan melewati negara yang telah mengepung Palestina yaitu Israel.
"Samudera Indonesia ini juga perusahaan milik bangsa Indonesia. Kami cukup bangga terlibat dalam aksi kemanusiaan ini dari yang Somalia, Rohingya di Bangladesh dan sekarang Palestina. Banyak tantangannya sebenarnya karena ini antar Benua juga," kata Dani.