REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ramadhan Syahputra (22 tahun) merupakan satu dari beberapa anak asuh Rumah Yatim yang sukses. Laki-laki kelahiran Tebing Tinggi itu telah resmi menjadi mahasiswa semester dua di Universitas Diponegoro jurusan arsitek.
Meskipun belum menjadi seorang sarjana, namun keahlian anak asuh Medan ini sudah bisa diperhitungkan dan patut mendapat acungan jempol. Saat ini, Ramadhan sudah bisa membuat desain bangunan yang apik.
Karya Ramadhan lainnya, yakni membuat desain gedung pembuatan kotak amal dan open table Rumah Yatim. Tidak hanya itu, iapun sudah membantu proses pembuatan desain gedung SD El Fitra Islamic Scientific School Rumah Yatim.
Di kampusnya, Ramadhan dipercaya sebagai asisten dosen oleh hampir semua dosennya. Menurut pria berhobi olah raga voli itu, kemampuan lebihnya di bidang ilmu arsitek diperolehnya dari tim arsitek Rumah Yatim. Selama dua tahun di Bandung, dirinya mengaku banyak mendalami ilmu tersebut.
"Sembari menunggu tes masuk universitas negeri, saya belajar ilmu arsitek dan suka ikut terjun ke lapangan bareng tim arsitek Rumah Yatim Bandung,’’ ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika. Alhamdulillah, hasilnya berupa kemampuan berkarya di bidang arsitek.
Begitu masuk universitas favorit, Ramadhan pun kerap berbagi ilmu dengan teman-teman kelasnya. Ia berjanji akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, dan bertekad akan lulus kuliah dengan nilai dan prestasi yang baik.
Ramadhan mengaku ingin membuat keluarga, Rumah Yatim, donatur, teman-teman asuhlainnya bangga. Salah satu cita-citanya, imbuh dia, yakni menjadi arsitek Rumah Yatim dan mampu membuat desain bangunan yang ramah lingkungan dan berkualitas.
Dirinya merasa bersyukur bisa tinggal dan menjadi anak asuh Rumah Yatim. Sudah delapan tahun ini, tepatnya sejak kelas satu SMP, Ramadhan resmi menjadi anak asuh Rumah Yatim.
Sebelum ke Rumah Yatim, ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Kakaknya sudah berumah tangga dan sudah tinggal terpisah. Sementara bapaknya sudah lama meninggal. ‘’Bapak meninggal karena sakit ketika saya masih berusia delapan tahun dan adik berusia lima tahun, semenjak itu hanya ibu yang menjadi tulang punggung keluarga," ujar Ramadhan.
Dikarenakan ibunya belum bisa menyekolahkan dia dan adiknya, akhirnya ibunya membawa mereka ke Rumah Yatim di Jalam Setia Budi No. 101, Tj Rejo, Medan Sunggal, Kota Medan. Di Rumah Yatim, Ramadhan dan adiknya merasa sangat betah karena diberi perhatian dan kasih sayang dari para pengurus. Tidak hanya itu, mereka dididik dan mendapat fasilitas pendidikan yang memadai.