Selasa 16 Jan 2018 08:14 WIB

Melirik Peluang Bisnis Muslim 2018 di Inggris

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Burkini atau baju renang Muslim
Foto: dailymail
Burkini atau baju renang Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Peluang bisnis gaya hidup Muslim menjadi sorotan untuk tahun 2018 di Inggris. Para pelaku usaha baik domestik maupun internasional mulai menyadari adanya pangsa pasar yang besar menyasar Muslim.

Dilansir StartUps UK, Senin (15/1), pasar Muslim cukup besar dengan statistik populasi melebihi 3,1 juta orang. Sebanyak 1,1 juta diantaranya tinggal di ibu kota.

Menurut situs Timur Tengah, Zawya, pasar gaya hidup halal akan mencapai nilai 3,7 triliun dolar AS pada 2019. Reuters melalui laporannya The State of the Global Islam Economy juga menemukan bahwa sektor gaya hidup Muslim meningkat tajam secara luas.

Pada 2030, diperkirakan jumlah kelas menengah Muslim akan mencapai tiga kali lipat saat ini. Secara global, populasi Muslim bisa diperkirakan sebanyak 900 juta orang.

Peluang yang sangat besar ini sudah diperkirakan sebelumnya. Merk-merk ternama seperti Marks & Spencer (M&S) sudah mulai melirik pasar. Pada 2016, mereka meluncurkan burkini, pakaian renang yang menutup seluruh tubuh. Penjualannya bisa dinikmati di Dubai dan Libya. Burkini habis dalam lima bulan saja di Inggris.

Januari 2018, M&S mengumumkan peluncuran pakaian 'modest'nya. Kain yang digunakan lebih ringan, leher lebih tinggi dan lengan panjang. Selain itu, Mango dan Zara juga sudah menyiapkan produk-produk untuk perempuan Muslim awal Ramadhan nanti.

Selain merk-merk ini, banyak merk lokal yang sudah mengkhususkan diri untuk Muslimah. Mereka biasanya memasarkan diri melalui daring dan akun-akun media sosial. Start Ups ini berkembang seiring dengan kebutuhan pasar. Salah satu brand adalah Inayah yang berbasis di London dan diluncurkan pertama pada 2012. Para penggemar brand tersebut terus meluas.

Selain dunia fashion, pasar Muslim juga luas hingga mainan Islami. Ibraheem Toy House menjadi salah satu penikmat kesuksesan pasar ekonomi Muslim. Ia kini mejadi toko mainan Islami terbesar di dunia sejak diluncurkan pertama kali pada 2014.

Peluang bisnis Muslim ini telah meningkatkan urgensi koneksi para pelaku usaha. Sehingga pada 2017, Start Ups di Inggris menggelar pertemuan di London. Ada seminar dan diskusi membahas dunia usaha Muslim.

Mulai dari makanan halal, fashion modest, marketing, keuangan hingga penjualan internasional. Ada sekitar 200 pelaku usaha yang hadir di acara tersebut. Delegasi datang juga dari Uni Emirat Arab, Turki, Malaysia hingga Iran.

Salah satu yang dibahas adalah ekspansi untuk Amerika dan Kanada. Populasi Muslim disana diperkirakan akan meningkat pesat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement