REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Perum Bulog akan segera mendatangkan beras impor yang diperkirakan akan tiba di Indonesia pada awal Februari mendatang. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, untuk membeli beras tersebut, Bulog akan menggunakan kas internal perusahaan yang saat ini ada Rp 9,8 triliun.
Dengan posisi kas internal saat ini, Djarot memastikan Bulog memiliki kelonggaran dana. Ia mengestimasi, jika mengacu pada harga beras di pasar internasional dan ditambah dengan komponen biaya lain, harga beras impor sekitar Rp 7.300 per kilogram. Jika membeli sebanyak 500 ribu ton, maka total biayanya sekitar Rp 3,6 triliun.
"Saya cek posisi keuangan kami masih ada kelonggaran untuk impor komoditi itu," ujar Djarot, pada wartawan di Hotel Aston Cirebon, Selasa (16/1).
Bulog sendiri hingga kini belum memutuskan berapa volume beras yang diimpor. Menurut Djarot, 500 ribu ton merupakan batas maksimal volume yang diizinkan pemerintah. Sehingga, ada kemungkinan beras yang diimpor kurang dari jumlah tersebut.
Direktur Komersil Bulog Tri Wahyudi menambahkan, rencananya beras impor akan masuk secara bertahap melalui tiga pelabuhan di daerah non-produsen, yakni Jakarta, Batam dan Medan. "Ini supaya secara psikologis tidak mengganggu petani," kata dia.
Tri juga memastikan, kedatangan 500 ribu ton beras impor itu tidak akan menganggu kegiatan Bulog dalam menyerap gabah dan beras yang dihasilkan petani lokal. Sebab, beras tersebut dibeli untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah, bukan untuk disebar ke pasar.