Rabu 17 Jan 2018 00:37 WIB

Bulog Siapkan Kas Rp 9,8 Triliun untuk Impor Beras

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan Bulog, melayani pembeli, beras murah, berlangsung, Operasi Pasar, Cadangan Beras Pemerintah, OP-CBP, kawasan, Pasar Inres, Lhokseumawe, Aceh, Peluncuran OP, dengan stok, CBP, secara nasional mencapai, 271 ribu ton, medium, seharga Rp8.000/Kg, atau Rp120.000/15 Kg, hingga akhir Januari 2018, upaya pemerintah, menekan kenaikan harga, stabilisasi harga, beras, tengah melambung dipasaran,
Foto: Rahmad/Antara
Karyawan Bulog, melayani pembeli, beras murah, berlangsung, Operasi Pasar, Cadangan Beras Pemerintah, OP-CBP, kawasan, Pasar Inres, Lhokseumawe, Aceh, Peluncuran OP, dengan stok, CBP, secara nasional mencapai, 271 ribu ton, medium, seharga Rp8.000/Kg, atau Rp120.000/15 Kg, hingga akhir Januari 2018, upaya pemerintah, menekan kenaikan harga, stabilisasi harga, beras, tengah melambung dipasaran,

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Perum Bulog akan segera mendatangkan beras impor yang diperkirakan akan tiba di Indonesia pada awal Februari mendatang. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, untuk membeli beras tersebut, Bulog akan menggunakan kas internal perusahaan yang saat ini ada Rp 9,8 triliun.

Dengan posisi kas internal saat ini, Djarot memastikan Bulog memiliki kelonggaran dana. Ia mengestimasi, jika mengacu pada harga beras di pasar internasional dan ditambah dengan komponen biaya lain, harga beras impor sekitar Rp 7.300 per kilogram. Jika membeli sebanyak 500 ribu ton, maka total biayanya sekitar Rp 3,6 triliun.

"Saya cek posisi keuangan kami masih ada kelonggaran untuk impor komoditi itu," ujar Djarot, pada wartawan di Hotel Aston Cirebon, Selasa (16/1).

Bulog sendiri hingga kini belum memutuskan berapa volume beras yang diimpor. Menurut Djarot, 500 ribu ton merupakan batas maksimal volume yang diizinkan pemerintah. Sehingga, ada kemungkinan beras yang diimpor kurang dari jumlah tersebut.

Direktur Komersil Bulog Tri Wahyudi menambahkan, rencananya beras impor akan masuk secara bertahap melalui tiga pelabuhan di daerah non-produsen, yakni Jakarta, Batam dan Medan. "Ini supaya secara psikologis tidak mengganggu petani," kata dia.

Tri juga memastikan, kedatangan 500 ribu ton beras impor itu tidak akan menganggu kegiatan Bulog dalam menyerap gabah dan beras yang dihasilkan petani lokal. Sebab, beras tersebut dibeli untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah, bukan untuk disebar ke pasar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement