REPUBLIKA.CO.ID, UTAH -- Keira Knightley ternyata tidak terlalu tertarik jika berakting di film-film modern. Ia menilai tokoh perempuan dalam cerita film modern selalu 'diperkosa'. Pernyataan itu ia ungkapkan tatkala melayangkan kritik terhadap sederet kasus pelecehan seksual yang terbongkar di Hollywood.
Dalam sebuah wawancara dengan Variety, aktris yang memulai debutnya sejak usia sembilan tahun ini menyatakan lebih menyukai peran dalam film-film berlatar sejarah daripada drama. "Di film modern karakter wanita selalu diperkosa," katanya dilansir laman The Guardian yang mengutip Variety.
"Aku selalu menemukan kebencian dalam tokoh wanita yang ditampilkan dalam film-film modern. Sebaliknya, pada kisah-kisah sejarah perempuan dihadirkan sebagai sosok yang menginspirasi," katanya yang membintangi film Pride and Prejudice ini.
Akan tetapi, beberapa waktu belakangan ia melihat sudah mulai ada perubahan di Hollywood. Menurutnya, karakter wanita mulai mendapat tempat yang penting dalam sebuah film.
"Aku tiba-tiba disodori naskah mengenai wanita modern yang tidak 'diperkosa' sejak kubaca halaman pertama sampai kelima. Karakter wanita tidak ditampilkan sebagai istri atau kekasih yang penuh kasih sayang," kata aktris asal Inggris itu.
Keira Knightley termasuk dalam jajaran aktris yang pernah bekerja sama dengan Weinstein Company Films. Ada dua film yang ia bintangi di bawah payung Weinstein Company Films, yakni Begin Again dan The Imitation Game. Kendati Harvey Weinstein saat ini terjerat kasus pelecehan seksual, Keira mengaku tak ada satu pun pelecehan yang ia alami.
Ia menyebut kerja sama dengan Weinstein sebagai kolaborasi yang bagus dan profesional. "Dia tidak pernah memintaku memijat atau hal-hal lain seperti itu," kata Keira.
Bukan pertama kalinya Keira melayangkan protes seputar isu wanita dalam industri perfilman Hollywood. Pada 2015 ia pernah mempertanyakan betapa kurangnya peran dan kisah tentang wanita dalam penggarapan sebuah film.