Jumat 19 Jan 2018 20:41 WIB

Aisyiyah Upayakan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Tidak sedikit perempuan yang minim pengetahuan tentang pengelolaan keuangan.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA).
Foto: dokpri
Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA).

REPUBLIKA.CO.ID, Tata kelola keuangan merupakan salah satu kunci utama, baik dalam berkeluarga maupun dalam menjalankan usaha. Hal ini perlu dipahami oleh kalangan perempuan, mengingat, dalam keluarga, perempuan kerap mengemban amanah sebagai bendahara keluarga.

Oleh karena itu, Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah menekankan pentingnya literasi keuangan bagi perempuan. Ketua PP Aisyiyah Bidang Ekonomi, Latifah Iskandar, mengatakan pada masyarakat akar rumput, tidak sedikit perempuan yang minim pengetahuan tentang pengelolaan keuangan. 

"Keuangan keluarga kerap tak terkelola dengan baik. Tak jarang, pengeluaran pun lebih besar dari pendapatan," ujarnya, Selasa (16/1). Selain itu, lanjutnya, bagi yang memiliki usaha, masih banyak yang belum dapat memisahkan antara keuangan keluarga dan keuangan usaha.

Seluruh fakta itulah yang kemudian mendorong PP Aisyiyah untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan keuangan. Sehingga, diharapkan hal ini juga memiliki korelasi terhadap program pengurangan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi perempuan.

Terlebih, lanjut Latifah, salah satu cara yang signifikan dalam penanggulangi kemiskinan adalah dengan memperkuat kapasitas sosial ekonomi perempuan. Menurutnya, hal itu pun telah didukung oleh banyak penelitian yang membuktikan bahwa peran perempuan dapat mereduksi kemiskinan secara optimal.

Belum lagi masih banyaknya sebagian masyarakat yang berpola hidup konsumtif, bukan produktif. "Hal itu diperparah dengan adanya sebagian masyarakat yang membeli benda yang sebenarnya belum terlalu dibutuhkan. Bahkan sampai harus berhutang demi memenuhi gaya hidup dan status sosial," ujar Latifah.

Oleh karena itu, PP Aisyiyah pun merasa perlu turut berperan membangun bangsa melalui keluarga. Seluruh langkah strategis itupun tertuang melalui program Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah  (Bueka). Menurutnya, salah satu kunci dalam pengelolaan keuangan yang selalu ditekankan adalah tentang prioritas pengeluaran keuangan dan kegiatan menabung. 

Karena, pada kenyataanya, ternyata masih banyak masyarakat yang belum menyisihkan sebagian pendapatan untuk menabung. "Untuk prioritas pengeluaran, kami selalu menekankan untuk memprioritaskan kepentingan pendidikan dan kesehatan," katanya. 

Meskipun isu prioritas ini terlihat klise, namun, lanjut dia, pada kenyataanya, hingga saat ini masih banyak yang belum menerapkanya, bahkan cenderung abai. Selain pengelolaan keuangan, PP Aisyiyah juga bertekad untuk terus mengembangkan pemberdayaan ekonomi melalui kewirausahaan. 

Karena ia menilai, untuk mengatasi kemiskinan tak bisa hanya dengan kedermawanan. Sehingga, mengatasi kemiskinan jangan hanya dengan memberi bantuan, namun juga perlu pembinaan dan optimalisasi potensi. Hal ini sangat penting, mengingat, lanjut dia, jumlah kewirausahaan di negara ini masih tergolong lebih rendah dibanding beberapa negara tetangga.

Dalam mengembangkan kewirausahaan, PP Aisyiyah pun menginisiasi Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA). Menurutnya, SWA merupakan program pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pendidikan dan pendampingan usaha. Program ini pun diharapkan juga dapat mendorong peningkatan jumlah pengusaha di Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement