REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Panen buah durian membawa berkah bagi masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Panen durian dapat meningkatkan pendapatan ekonomi.
"Kami sepekan terakhir ini sibuk berjualan durian," kata Pulung (25), seorang warga Badui saat ditemui di ruas jalan Cileles-Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Senin (22/1).
Masyarakat Badui memasuki musim panen durian tentu meninggalkan pekerjaan bertani di ladang. Mereka lebih memilih berjualan durian karena menghasilkan pendapatan ekonomi.
Para pedagang durian warga Badui itu membuat lapak-lapak di sekitar Jalan Cileles-Gunungkencana. Ruas Jalan Cileles-Gunungkencana sangat padat kendaraan yang hendak menuju kawasan wisata pesisir pantai selatan.
Pembeli durian Badui bukan hanya pengendara yang melintasi jalan saja, tetapi banyak masyarakat setempat. Selama ini, buah durian Badui memiliki kelebihan dengan manis rasanya, buahnya tebal juga beraroma.
Selain itu juga harga durian Badui terjangkau masyarakat mulai dijual Rp 20 ribu sampai Rp 60 ribu per buah. "Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dari omzet penjualan durian hingga puluhan juta rupiah," katanya.
Samani (55), seorang petani Badui di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar mengatakan dirinya panen durian itu dijual ke pengumpul yang ada di Rangkasbitung maupun pengecer di wilayah kawasan Badui.
Buah durian Badui diangkut kendaraan melalui kawasan perbatasan di Pasar Ciboleger dan Kebon Cau untuk dipasok ke Rangkasbitung dan daerah lainnya. Panen durian tahun ini masuk kategori baik karena hasilnya cukup bagus.
"Kami panen durian tentu dapat membantu pendapatan ekonomi keluarga dan bisa menjual hingga Rp 65 juta," katanya.
Petani Badui lainnya, Santa (45), mengaku kebun durian miliknya dipastikan bisa memanen durian hingga Februari 2018. Selama musim panen banyak para tengkulak mendatangi pemilik kebun durian untuk dibeli secara borongan buah yang ada di pohon dengan harga perkiraan pasaran. Para tengkulak memasok ke Rangkasbitung, Tangerang, dan Jakarta.
"Kami menjual durian lebih baik dengan sistem borongan karena tidak mengeluarkan biaya angkutan lagi," katanya.