Jumat 26 Jan 2018 13:00 WIB

Pariwisata Karangasem Mulai Membaik

Okupansi hotel sempat terjun bebas hingga empat persen, dibawa rata-rata 10 persen.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa
Foto: Mutia Ramadhani/Republika
Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pariwisata Kabupaten Karangasem sempat anjlok ketika erupsi Gunung Agung tersiar beberapa bulan lalu. Okupansi hotel di kabupaten berjuluk Bumi Lahar itu terjun bebas hingga empat persen, di bawah rata-rata 10 persen.

Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa mengatakan sektor pariwisata di Karangasem kini perlahan membaik. Wisatawan mancanegara (wisman) kembali berdatangan dan berlibur ke sana. "Kemarin sempat empat persen, dan sekarang sudah di kisaran 30-40 persen," kata Artha Dipa kepada Republika.co.id, Jumat (26/1).
 
Status awas Gunung Agung yang diberlakukan 22 September 2017 dengan jarak sektoral sembilan hingga 12 kilometer (km) menimbulkan kejadian luar biasa bagi sosial ekonomi masyarakat di Karangasem.
 
Pemberitaan dalam dan luar negeri yang kencang ditambah kabar di media sosial yang berlebihan, sebut Artha Dipa memukul urat nadi perekonomian Bali. Pengurangan zona bahaya menjadi enam km saat ini berangsur memperbaiki keadaan. "Ada 18 obyek wisata di Karangasem yang bisa menjadi pilihan tempat berwisata aman dari zona merah Gunung Agung," kata Artha Dipa.
 
Kedelapan belas obyek tersebut, di antaranya Candi Dasa yang berjarak 20 km dari zona merah. Lokasi diving di Tulamben juga mulai ramai, disusul Taman Ujung Sukasada.
 
Pura Besakih sebagai obyek wisata populer resmi dibuka 27 Desember lalu. Pura suci umat Hindu Bali itu sebelumnya ditutup dari kegiatan wisata dan persembahyangan untuk menjaga keamanan masyarakat. Namun, perkembangan Status Gunung Agung yang tak lagi tanggap darurat membuat manajemen operasional menginstruksikan kembali pembukaan Pura Besakih.
 
Koordinator Tim Mitigasi II Gunung Agung di Bali Toursm Hospitality (BTH), Ricky Putra mengatakan standar operasional prosedur (SOP) penanganan wisatawan ketika terjadi bencana Gunung Agung 100 persen siap. SOP ini diramu 23 instansi di BTH. "Kami juga menggelar road show ke sejumlah negara, seperti Beijing dan India untuk meyakinkan wisman bahwa Bali aman untuk dikunjungi," kata Ricky.
 
BTH melakukan simulasi mitigasi bencana Gunung Agung setiap bulannya untuk meyakinkan agen luar negeri dan tamu bahwa tim konsisten akan keselamatan wisatawan di Bali. Langkah-langkah ini diklaim Ricky berdampak signifikan dalam tiga pekan, di mana sudah banyak rencana kedatangan wisman, khususnya menyambut Libur Imlek 2018.
 
Gunung Agung sampai hari ini masih berstatus awas atau level empat. Zona perkiraan bahaya mengharuskan penduduk di 12 desa tetap berada di pengungsian. Mereka adalah penduduk Desa Nawakerti, Jungutan, Buana Giri, Sebudi, Besakih, Datah, Pempatan, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, dan Ban. Jumlah pengungsi mencapai 25.293 jiwa yang tersebar di 195 titik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement