REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan dokter harus kooperatif dan murah senyum kepada pasien agar mereka benar-benar merasa terlayani. "Harus murah senyum sehingga pasien benar-benar merasa terlayani dan yakin serta percaya dengan sepenuhnya kepada dokter dalam upaya penyembuhan penyakitnya," katanya di Medan, Sabtu (27/1).
Hal itu ia sampaikan saat membuka Temu Ilmiah Nasional dan Kongres Nasional Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) III di Medan. Ia mengatakan, terkadang seorang pasien tidak hanya membutuhkan obat untuk kesehatan penyakitnya, namun juga butuh dorongan moril dari orang sekitarnya terutama dokter dan perawat, sehingga menjadi tenaga tambahan bagi si pasien untuk sembuh.
Terutama sekali kepada dokter harus banyak sabar dan benar-benar melayani apa yang ingin diketahui pasien terhadap penyakitnya, baik mengenai penyebab sakit, obat, maupun pencegahan pascasembuh. "Artinya dokter memang harus benar-benar kooperatif kepada pasien. Kalau dokternya jutek pasien tentu tidak puas. yang bahayanya kalau dokternya jutek, perawat juga ikutan jutek. Ini harus kita benahi secara perlahan, karena memang seiring perkembangan zaman, pasien semakin kritis," katanya.
Dalam kesempatan itu ia menyinggung tentang dokter yang sudah akan memasuki masa pensiun agar diberi kesempatan untuk menurunkan ilmunya kepada dokter-dokter muda, baik menjadi tenaga ahli maupun menjadi tenaga pengajar di perguruan tinggi. "Itu yang sedang kita rancang, bagimana dokter yang profesor dan akan memasuki masa pensiun bisa atau diberi kesempatan untuk menurunkan ilmunya kepada dokter muda. Karena dokter senior banyak mendapat ilmu selama menjalani masa praktik, nah ilmu itu yang tidak didapat di bangku kuliah," katanya.