Ahad 28 Jan 2018 07:22 WIB

Anggota DPR RI Kecam Penganiayaan Kiai Umar Basri

Pelaku yang ikut menjadi makmum langsung memukul Kiai usai shalat Subuh.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kondisi Kiai Umar Basyri, korban penganiayaan di Cicalengka, Bandung, Sabtu (27/1) pagi.
Foto: Istimewa
Kondisi Kiai Umar Basyri, korban penganiayaan di Cicalengka, Bandung, Sabtu (27/1) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal mengecam tindakan penganiayaan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka (Santiong), KH Umar Basri (60 tahun) yang akrab disapa Ceng Emon oleh orang yang tidak dikenal Sabtu (27/1) dini hari.

"Tolong pihak kepolisian segera menindaklanjuti kasus penganiayaan kiai Emon," ujarnya, Ahad (28/1). Cucun menilai, kejadian tersebut akan menganggu stabilitas pihak pesantren. Sebab penganiayaan terjadi kepada seorang kiai.

Sebagai seorang santri Ceng Emon, Cucun mengatakan, pihak kepolisian harus sigap untuk menangani itu. Selain itu, pada tahun politik pilkada 2018 di Jawa Barat, pihaknya mendorong agar pihak keamanan mesti memberikan penjagaan ekstra kepada pondok pesantren.

Sebelumnya, Polisi masih memburu pelaku penganiayaan terhadap Kiai Umar Basyri usai shalat Subuh berjamaah di Masjid Pesantren Al Hidayah, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/1). Kepala Polsek Cicalengka Kompol Asep Gunawan mengatakan, korban penganiayaan merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka yang tiba-tiba dianiaya oleh orang tak dikenal saat berada di dalam masjid.

"Penganiayaan di dalam masjid, pelaku ikut shalat, begitu selesai si pelaku langsung memukul Pak Kiai," kata Asep di Bandung, Sabtu (27/1).

Ia mengatakan, kepolisian sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi. Kepolisian, lanjut dia, masih menyelidiki kasus tersebut untuk secepatnya menangkap orang yang diduga menjadi pelaku penganiayaan kiai tersebut. "Ini masih dalam proses penyelidikan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement