REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan petani di wilayah ini akan memanen lahan padi seluas 4.300 hektare pada Februari 2018.
"Januari ini kita panen 1.302 hektare, ini yang perlu kami yakinkan kepada khalayak luas, kemudian kita punya 4.300-an hektare padi yang dipanen Februari sampai pertengahan Februari," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Ahad (28/1).
Menurut dia, lahan padi yang akan dipanen petani pada Februari itu tersebar di berbagai kecamatan yang menjadi sentra padi, sehingga kondisi tersebut akan memengaruhi ketersediaan beras yang bertambah di wilayah Bantul.
"Dan ini yang kemudian kita optimistis kalau harga beras itu tidak akan naik terlalu jauh, kalaupun ada kenaikan harga okelah, tetapi tidak terlalu tinggi," kata Pulung.
Ia mengatakan, sebab dengan panen raya padi di Februari awal sampai pertengahan bulan tersebut kalau dihitung rata-rata produktivitas panen per hektare 6,7 ton gabah, maka setidaknya Bantul punya stok lebih dari 24 ribu ton.
"Itu sudah lebih dari cukup di Bantul, karena terus terang saja kita hanya butuh panen padi seluas 1.500 hektare untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Bantul, sementara kita ada 4.000 hektare, dan kemarin di Desember ada 2.800 hektare," katanya.
Dengan begitu, menurut dia, hasil panen padi di Bantul pada Desember sebetulnya masih bisa untuk menutupi kebutuhan masyarakat di Januari, diakui Januari ini merupakan bulan dengan panen padi paling sedikit luasannya.
Sedangkan terkait dengan kenaikan harga beras di Bantul saat ini, menurut dia, karena dampak adanya kekurangan stok di daerah lain, yang itu memicu produksi beras petani Bantul dibawa ke luar daerah yang kekurangan. "Mungkin kalau di Bantul itu cukup, tapi di daerah lain mungkin kurang, sehiingga ada aliran semacam itu, tetapi mekanisme pasar memang demikian, tapi saya yakin di Februari nanti harga beras tidak naik," katanya.