Jumat 02 Feb 2018 05:50 WIB

Kementerian PPPA: Pembahasan RUU PKS Makin Intensif

Kementerian PPPA menilai DPR berinisiatif untuk mempercepat RUU PKS.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Pribudiarta Nur Sitepu
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Pribudiarta Nur Sitepu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menilai DPR berinisiatif untuk mempercepat pembahasan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Hal tersebut terlihat dengan dibentuknya panitia kerja (Panja) RUU PKS.

Sekretaris Menteri Kementerian PPPA Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah menyampaikan pandangan pemerintah ke DPR. Kemudian dengan dibentuknya Panja, berarti DPR berinisiatif untuk mempercepat proses.

Ia menjelaskan, nantinya dalam Panja akan ada proses diskusi, mendengar pendapat, menganalisisnya, kemudian menyimpulkannya. "Berarti (prosesnya) sudah intensif," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (1/2).

Pribudiarta menambahkan, Kementerian PPPA sudah menunggu-nunggu Panja ini supaya proses terus berjalan akhirnya RUU ini bisa segera disahkan. "Kami ingin RUU ini segera disahkan karena isu ini kan sudah agak lama sejak tahun lalu," katanya.

Sebelumnya, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan pasal perzinaan yang masih dibahas Panitia Kerja (Panja) Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) akan segera diselesaikan. Ia berharap, RKUHP itu akan rampung pada masa sidang ini.

"Lagi dibahas di DPR. Kita selesaikan secepatnya. Mudah-mudahan masa sidang ini bisa kelar," katanya usai menghadiri diskusi publik di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

(Baca: Pasal Perzinaan RKUHP, Bamsoet: Secepatnya Diselesaikan)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement