REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kerajaan Kamboja Prak Sokhonn, Jumat (2/2). Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat untuk memperat hubungan bilateral kedua negara.
Indonesia dan Kamboja sepakat untuk menguatkan mekanisme bilateral dalam bidang perdagangan dan investasi, pariwisata serta kerja sama regional.
Menlu Retno menyatakan komitmen Indonesia untuk menyelenggarakan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-4 RI-Kamboja. Forum tersebut berfungsi untuk mendorong peningkatan hubungan bilateral, khususnya implementasi komitmen dan kesepakatan kedua negara.
Dalam bidang ekonomi, kedua menteri menggarisbawahi pertumbuhan nilai perdagangan bilateral yang positif antar kedua negara. Nilai perdagangan Indonesia-Kamboja tercatat sebesar 492,75 juta dolar AS pada periode Januari-November 2017. Nominal tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 400 juta dolar.
"Angka itu menunjukan adanya potensi yang cukup besar bagi Indonesia untuk melakukan kerja sama di bidang produk kesehatan," kata Menlu Retno dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/2).
Sebagai negara yang sama-sama memiliki situs warisan dunia, kedua negara juga berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pariwisata dan kebudayaan. Hal itu mencakup kerja samasister templeantara Angkor Wat dan Candi Borobudur.
Sementara, Kamboja merupakan salah satu mitra dagang Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Pada 2016, nilai perdagangan kedua negara mencapai 450,74 juta dolar. Nilai perdagangan RI selama 5 tahun terakhir menunjukkan tren meningkat dengan surplus bagi Indonesia.