Senin 05 Feb 2018 20:17 WIB

Dinkes Cirebon Tetapkan KLB Hepatitis A

Kasus tersebut mencuat pertama kali pada 12 Januari.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Virus hepatitis A
Foto: wikimedia
Virus hepatitis A

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menetapkan status kejadian luar biasa  (KLB) Hepatitis A di Pondok Pesantren Manbaul Ulum, Desa Sindang Mekar, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Pihak pesantren pun telah meliburkan santrinya untuk memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.

 

"KLB selama 52 hari, sejak 29 Januari sampai 20 Maret," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, dalam pesan singkatnya melalui Whatsapp kepada Republika, Senin (5/2).

 

Enny menjelaskan, penetapan KLB Hepatitis A di Ponpes Manbaul Ulum dikarenakan adanya sepuluh orang santri yang positif terserang penyakit itu. Kasus tersebut mencuat pertama kali pada 12 Januari.

 

"Dari hasil pemeriksaan, ada sepuluh orang yang ternyata positif Hepatitis A," terang Enny.

 

Enny menyatakan, Dinkes Kabupaten Cirebon telah membuka Posko KLB sejak 13 Januari 2018. Pengobatan massal dan uji laboratorium oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan pun dilakukan di ponpes tersebut.

 

Untuk memutus mata rantai potensi penularan, pihak pengasuh Ponpes Manbaul Ulum lantas memulangkan seluruh santrinya sejak 19 Januari. Dari 530 santri di ponpes tersebut, sebagian besar sudah kembali masuk dan melaksanakan rutinitas seperti biasa.

 

"Sekarang masih kita tangani, ada dokter yang rutin ke sana. Kemarin ponpes juga melakukan penyuluhan dan vaksinasi ke santri," kata Enny.

 

Enny menerangkan, kejadian Hepatitis A secara massal baru pertama kalinya terjadi di Kabupaten Cirebon dan di lingkungan pesantren. Menurut dia, kejadian tersebut diperkirakan terjadi karena adanya dua santri yang terkena Hepatitis A. Melalui lingkungan, penyakit itu menular ke santri lainnya.

 

"Sumber penularannya dari fecal dan oral, kurang PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)," terang Enny.

 

Enny berharap, dengan adanya kejadian itu, seluruh pengasuh ponpes dimana pun di Kabupaten Cirebon dapat lebih meningkatkan kebersihan. Seperti misalnya dengan menyediakan tempat sampah dan mencuci tangan.

 

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Manbaul Ulum, KH Mahfudz Hudlori, menjelaskan, awalnya ada 36 santri yang mengeluhkan sakit. Beberapa di antaranya menunjukkan gejala hepatitis.

 

"Saya langsung koordinasi dengan petugas kesehatan," terang Mahfudz.

 

Mahfudz mengatakan, dari 36 santri yang mengeluh sakit itu, enam santri di antaranya positif terkena hepatitis, ditambah satu petugas dapur. Pihak ponpes pun telah meliburkan seluruh santrinya pada 19 hingga 23 Januari lalu.

 

"Yang negatif balik lagi ponpes, yang positif (Hepatitis A) tetap diistirahatkan dan menjalani pengobatan," tutur Mahfudz.

 

Mahfudz menambahkan, pihak ponpes sudah mengumpulkan seluruh orang tua santri untuk penyuluhan dan pemberian vaksin kepada santri. Namun, bagi santri yang telah mendapatkan vaksin hepatitis sejak kecil, tak diwajibkan mengikuti vaksinasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement