Selasa 13 Feb 2018 16:55 WIB

Polisi Periksa Mekanik Bus Kecelakaan Tanjakan Emen

Ada tiga pengurus PO bus yang diperiksa petugas

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Proses evakuasi kecelakaan bus pariwisata dengan nomor polisi F 7259 AA, di Tanjakan Emen, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Proses evakuasi kecelakaan bus pariwisata dengan nomor polisi F 7259 AA, di Tanjakan Emen, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Jajaran kepolisian Polres Subang melakukan pemeriksaan terhadap pengurus perusahaan otobus (PO) Bus Pariwisata Premium Passion, yang mengalami kecelakaan di Turunan Emen, Kampung Cicecang, Desa/Kecamatan Ciater, pada Sabtu (10/2) akhir pekan kemarin. Ada tiga pengurus PO bus yang diperiksa petugas. Yakni, dua mekanik serta seorang kepala operasional.

Kapolres Subang AKBP Muhammad Joni, mengatakan, sampai saat ini kepolisian masih mendalami penyebab kecelakaan yang mengakibatkan 27 orang tewas. Adapun, pemeriksaan terhadap ketiga pengurus PO bus tersebut, dilakukan secara tertutup.

"Ketiganya masih dijadikan saksi. Kita memeriksanya secara tertutup. Supaya, bisa lebih fokus," ujar Joni, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (13/2).

Menurutnya, sejauh ini masih belum ada penetapan tersangka baru. Jumlah tersangka masih seorang, yakni sopi bus atas nama Amirudin (32 tahun). Akan tetapi, tak menutup kemungkinan kedepannya bisa saja ada penambahan tersangka.

"Makanya, kita fokus pada pendalaman masalahnya terlebih dulu," ujarnya.

Menurut Joni, meskipun sopir bus tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka, tetapi warga Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor itu masih belum dilakukan penahanan. Sebab luka yang dideritanya cukup parah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan penahanan.

"Kami juga mengedepankan aspek manusiawi. Jadi, untuk sementara sopir bus masih dalam tahap perawatan intensif. Belum dilakukan penahanan," ujarnya.

Sebelumnya, sopir bus maut Amirudin (32 tahun), mengaku sejak berada di RM Setia Budi Bandung sudah mengetahui ada masalah pada bagian rem kendaraannya tersebut. Kondisi itu langsung dilaporkan ke pihak manajemen bus. Akan tetapi, pihak manajemen termasuk mekanik PO menganjurkan supaya masalah rem itu dibetulkan untuk sementara.

"Saya juga kurang menguasai medan. Karena jarang melintasi wilayah Gunung Tangkuban Parahu dan Ciater tersebut," ujarnya.

Kini, Amirudin masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Ayah satu orang anak ini belum diperbolehkan meninggalkan Klinik Pratama Polres Subang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement