REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen Pupera) menyebut perkembangan pengerjaan Jalur Puncak, Bogor, yang terdampak longsor sudah 80 persen. Direktur Jendral Bina Marga Kemenpupera, Arie Setiadi Moerwanto, memprediksi jalur tersebut sudah bisa dibuka Kamis (15/2).
"Dengan progress yang ada, perhitungan kami memperkirakan besok jalur sudah dapat diakses," ucapnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (14/2).
Namun, kata Arie, sebelumnya akan dilakukan terlebih dahulu rapat koordinasi dengan instansi terkait sebelum resmi membuka jalur Puncak. Di antaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor, Kepolisian Resor Bogor hingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenpupera, Danis Hidayat Sumadilaga, menjelaskan, fokus pengerjaan perbaikan dilakukan di tiga titik perlintasan. "Gunung Mas, Riung Gunung, dan Puncak Pass," tuturnya.
Pemilihan tiga titik itu bukan tanpa dasar. Menurut Danis, separuh jalan di titik tersebut sudah terhitung amblas, sehingga harus dilakukan penguatan pondasi dan pelebaran jalan. Caranya, dengan melakukan pengikisan pada sebelah kanan tebing.
Sejauh ini, pengerjaan di Riung Gunung sudah selesai dilaksanakan, semenrara di Gunung Mas dan Puncak Pass masih dalam tahap pengerjaan. "Secara global, jalur sudah bisa dilalui," ujar Danis.
Dengan adanya penutupan ini, Danis tak menampik bahwa dampaknya terkena ke berbagai aspek, termasuk bidang pariwisata yang mengalami penurunan secara okupansi di kawasan Puncak.
Danis memastikan, penutupan jalur ini bukan untuk mematikan industri pariwisata di Puncak. "Kami pun tidak mau penutupan jalur Puncak lama-lama. Libur panjang Imlek nanti, semoga Puncak sudah ramai," tuturnya.