Rabu 14 Feb 2018 17:56 WIB

AS Tekankan Pentingnya Persatuan Negara Teluk Perangi ISIS

AS meminta GCC segera mengakhiri blokade terhadap Qatar.

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
ISIS
Foto: VOA
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson meminta negara-negara arab di kawasan teluk (GCC) untuk bersatu melawan militan negara islam irak surah (ISIS). Dia mengatakan, perlawanan terhadap kelompok teror tersebut masih jauh dari kata berakhir.

 

Rex Tillerson mengatakan, perpecahan yang terjadi dalam tubuh GGC (Gulf Cooperation Council) merupakan hal yang kontraproduktif untuk membasmi kelompok terorisme tersebut. Sebabnya, dia meminta GCC segera mengakhiri blokade terhadap Qatar dan kembali membangun diplomasi mereka.

 

"Berakhirnya operasi militer berskala besar bukan berarti kita telah mendapatkan kemenangan dalam perang melawan ISIS," kata Rex Tillerson seperti dinukil laman Aljazirah, Rabu (14/2).

 

Tillerson mengatakan, sejumlah kawasan yang sebelumnya dikuasai ISIS telah dikembalikan ke dalam genggaman pemerintah Irak. Kendati, dia menambahkan, ISIS tetap menjadi ancaman serius bagi stabilitas kawasan dan setiap negara dibelahan dunia manapun.

 

Diduga 'Terinspirasi' ISIS, Perempuan Ini Ditangkap

 

Irak sebelumnya mendeklarasikan kemenangan melawan ISIS pada Desember tahun lalu. Namun, sisa-sisa kelompok tersebut masih ditemukan di kawasan utara Suriah. Tillerson mengatakan, Pemerintah AS saat ini tengah membantu militan Kurdi YPG untuk melawan kelompok teroris itu.

 

Sebelumnya, Departemen Intelijen dan Kontraterorisme Irak mengatakan, Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan masih hidup dan sedang dirawat di sebuah fasilitas medis di timur laut Suriah. Kepala Departemen Intelijen dan Kontraterorisme Irak Abu Ali al-Basri mengatakan, al-Baghdadi mengalami luka parah di kakinya akibat serangan udara.

 

Al-Baghdadi adalah salah satu pria paling dicari di dunia dengan hadiah sebesar 25 juta dolar AS bagi siapapun yang bisa membawa kepalanya. Saat ini ia diduga berada di gurun Jazeera di Suriah, sebelah barat Deir Az Zor.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement