REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan memanggil Wakil Komisaris Tinggi India J.P. Singh dan mengajukan protes resmi mengenai pelanggaran gencatan senjata baru-baru ini. Insiden bersenjata menewaskan pengemudi mobil sekolah di sepanjang Jalur Pemantauan (LoC) di Kashmir.
Direktur Jenderal Desk Asia Selatan di Kementerian Luar Negeri Pakistan Mohammad Faisal yang memanggil diplomat India itu mengutuk pelanggaran gencatan senjata di Sektor Battal.
"Meskipun ada seruan penahanan diri, India terus melakukan pelanggaran gencatan senjata. Pasukan pendudukan India secara sengaja menyerang satu van sekolah yang membawa murid di Jalan Battal-Madharphur, sehingga pengemudi mobil tersebut, Sarfaraz Ahmed, gugur, sedangkan murid sekolah itu menderita trauma berat," kata satu pernyataan.
Pakistan dan India telah mengumumkan gencatan senjata di sepanjang LoC dan Perbatasan Kerja pada 2003. Namun, kedua negara bertetangga itu secara rutin saling melontarkan tuduhan mengenai pelanggaran gencatan senjata.
Pasukan India disebut telah melakukan lebih dari 335 pelanggaran gencatan senjata di sepanjang LoC dan Perbatasan Kerja, sehingga menewaskan 14 warga sipil dan melukai 65 orang lagi.
"Peningkatan pelanggaran gencatan senjata yang tak pernah terjadi sebelumnya ini oleh India terus terjadi dari 2017, ketika pasukan India melakukan lebih dari 1.970 pelanggaran gencatan senjata," kata Kementerian itu, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat.
Direktur Jenderal tersebut mendesak pihak India agar menghormati pengaturan kesepakatan senjata 2003. Pakistan juga meminta India agar menyelidiki peristiwa tersebut dan pelanggaran lain gencatan senjata lainnya.