Selasa 20 Feb 2018 19:56 WIB

Unicef Kehabisan Kata untuk Menggambarkan Ghouta Timur

Unicef mengeluarkan pernyataan 'kosong' sebagai bentuk aksi protes.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Perang Saudara Suriah
Foto: AP
Perang Saudara Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) mengeluarkan surat pernyataan resmi 'kosong' terkait serangan udara yang terjadi di Ghouta Timur, Suriah. Pernyataan tersebut dibuat sebagai bentuk protes atas banyaknya korban jiwa dari kalangan anak-anak atas peristiwa tersebut.

Unicef mengaku sudah tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi di kota itu. Pernyataan itu berisi 10 baris berikut tanda kutip tanpa memuat teks sekalipun untuk menegaskan pernyataan kosong tersebut. Keterangan resmi itu hanya memuat catatan kaki untuk menjelaskan pernyataan diatasnya.

Unicef berpendapat tidak ada kata-kata yang adil dan pantas dikeluarkan terhadap anak-anak yang terbunuh beserta ibu, ayah dan juga keluarga yang mereka cintai. Dikeluarkannya pernyataan kosong ini lantaran UNICEF tidak mampu menggambarkan penderitaan anak-anak di kawasan tersebut.

 

Baca juga, Oposisi: Rezim Suriah tak Hormati Kehidupan Manusia.

 

"Juga sebagai bentuk amarah kami. Apakah orang-orang yang menimbulkan penderitaan masih memiliki kata-kata untuk membenarkan tindakan barbar mereka?" kata Direktur Regional Unicef Geert Cappalaere, Ahad (20/2).

Serangan udara dan pengeboman di Ghouta Timur dilakukan oleh militer Suriah terhadap kubu gerilyawan. Langkah itu menjadi awal dari serangan militer berskala besar terhadap berbagai kelompok gerilyawan di Ghouta Timur.

Kawasan itu merupakan wilayah pemberontak terakhir yang tersisa di sebelah timur Damaskus, dan telah dikepung oleh pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak 2013. Kawasan tersebut ditempati oleh empat kelompok utama seperti Tentara Islam, Failaq Ar-Rahman, Ahra Ash-Sham dan Komite Pembebasan Levant (LLC) yang juga dikenal dengan nama Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.

Menurut O, sedikitnya 20 anak-anak termasuk di antara korban yang tewas terbunuh dalam serangan udara yang tak henti-hentinya di Ghouta Timur. Pasukan pemerintah Suriah juga terus melakukan penembakan artileri ke wilayah yang dihuni oleh sekitar 400 ribu penduduk itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement