REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria tak dikenal berbadan penuh tato yang ditangkap di sekitar wilayah pondok Pesantren Darul Islah, Kalibata, Pancoran, Jakarta telah diketahui identitasnya. Pria itu bernama Bastoni, warga asal Rt 15, Rw 11 Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.
Ketua Rt 15 Rw 11 Sutardi membenarkan pria diduga orang gila yang diamankan di Polsek Pancoran adalah warganya yang sedang mengalami gangguan jiwa dan stress berat. Hingga kini, Bastoni masih dalam penanganan kepolisian untuk diperiksa lebih mendalam.
"Udah stres sejak 2016, dibawa ke RS Jiwa Grogol, dinyatakan belum sakit jiwa. Jadi ke RS Budi Asih rutin dua minggu. Tapi kesehariannya jadi gitu, kadang baik, kadang teriak-teriak sendiri," ujar Sutardi melalui telpon kepada Republika.co.id, Jumat (23/2).
Adik Ipar Bastoni, Dasep Ismail juga membenarkan kakak iparnya yang jadi sasaran pukul warga di wilayah pondok pesantren Darul Islah adalah keluarganya. "Saya kaget malem-malem dapat laporan. Dua hari dia nggak pulang, saat ini masih di RS Budi Asih kata Kepolisian. Nanti malam saya ke sana," ujar Dasep.
Dasep mengatakan, kakaknya telah diusahakan dibawa ke 'orang pintar' di bilangan Bogor. Namun, upaya tak membuahkan hasil. Akhirnya setelah dibawa ke RS Jiwa Grogol, dirujuk untuk mendapat perawatan rutin dua minggu sekai di RS Budi Asih, Cawang, Jakarta.
"Minum obat, dia. Kalau ngga minum obat, jadi teriak-teriak, ketawa sendiri. Kalau ngga minum obat juga kadang ngga pulang sehari. Yang kali ini dia, ngga pulang dua hari," kata dia.
Ketua Rt 5 wilayah Pondok Pesantren Darul Islah Saripuddin juga mengakui kejadian semalam membuat panik warga. Pasalnya, orang gila tersebut bergelagat aneh dan berteriak-teriak sendiri. Apalagi isu orang gila menyerang tokoh agama sedang mengemuka. Akhirnya, warga sekitar langsung main hakim sendiri dengan mengepung orang gila tersebut dan memukulinya sebelum akhirnya diamankan oleh pihak yang berwajib.
"Dia dari siang udah mondar-mandir depan gang-an, teriak-teriak, "Saya PKI". Pas ditanya namanya siapa, dia jawab "Saya Tomy Soeharto (sambil tertawa)". Kan beneran udah gila," ujar Saripuddin saat ditemui Republika.co.id di rumahnya dekat Pones Darul Islah, Jumat (23/2).
Saripuddin mengatakan, jika seseorang (gila) semisal kedapatan membawa benda tajam, maka bisa disimpulkan orang gila itu dikoordinir oleh seseorang. Nyatanya, orang gila yang dikepung warga semalam, tidak membawa apapun. Hanya baju dengan kerah terbuka ia mondar-mandir di depan gang-an Ponpes.
Meskipun begitu, pengurus Ponpes Darul Islah Agus mengatakan, pesantren dalam keadaan aman. Orang gila tersebut, tidak sampai ke dalam pesantren, hanya di sekitar wilayah pesantren. "Alhamdulilah aman. Di sini banyak yang jaga, termasuk juga para santri. Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang diinginkan," ujar Agus.