Sabtu 24 Feb 2018 21:16 WIB

Wayang Ajen Kemenpar Tampil Angkat Isu Teror pada Ulama

Pemilihan tema tersebut karena tengah berkembang di masyarakat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Pagelaran wayang ajen, Monas
Foto: ROL/Winda Destiana
Pagelaran wayang ajen, Monas

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jawa Barat (Jabar) menampilkan seni wayang ajen di Lapangan Kecamatan Karangpawitan, Jawa Barat, Sabtu (24/2). Penampilan wayang ajen kali ini khusus mengangkat tema isu teror serangan terhadap para ulama.

Dalang Wayang Ajen Wawan Gunawan mengatakan pemilihan tema tersebut karena tengah berkembang di masyarakat. Menurutnya tema wayang mesti terus berkembang dan dekat dengan permasalahan yang aktual di masyarakat. Sehingga kesenian Wayang Ajen mampu menyampaikan pesan moral yang sesuau dengan permasalahan yang muncul.

"Ceritanya angkat isu masyarakat adanya teror pada ulama jadi keresahan di masyarakat dan Ponpes. Dengan hadirnya orang gila gaya baru, itu pertanyaan masyarakat. Jadi Wayang Ajen setting mah Mahabarata tapi esensinya kekinian. Kami sampaikan pesan moral," katanya pada wartawan.

Ia menyampaikan pemilihan tema tersebut juga sebagai kritik sosial baik pada pemerintah dan diri masyarakat sendiri. Sebab, menurutnya masing-masing pribadi masyarakat harus saling peduli satu sama lain. Dengan begitu maka segala bentuk teror serangan baik itu nyata atau hanya hoaks belaka bisa ditangkal.

"Sebagai kritik sosial ke pemangku kepentingan, ke yang bersangkutan dan diri sndiri. Harus saling mengingatkan. Saling menyadarkan itu bisa saja sesuatu hoaks manipulasi. Kalau ada kesadaran niscaya tidak terjadi sesuatu," ujarnya.

Wayang Ajen ialah konsep wayang di mana penampilan wayang tradisional bertemu dengan teknologi digital. Sehingga penampilan wayang pun ikut memakai lampu sorot warna warni, layar background dan sound system canggih. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement