Selasa 27 Feb 2018 18:02 WIB

Pertumbuhan Bisnis Jasa Pengiriman Diprediksi Stagnan

Sistem ganjil genap dinilai menghambat jasa pengiriman.

Red: Nur Aini
Petugas PT. JNE melayani pengguna jasa di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta, Senin (21/3).
Foto: Antara
Petugas PT. JNE melayani pengguna jasa di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta, Senin (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) memprediksi bisnis logistik pada 2018 akan tumbuh sekitar 15 persen atau sama seperti tahun sebelumnya.

"Tahun lalu tumbuh sekitar 15 persen, tahun ini kita prediksi tidak akan terlalu jauh lah di angka itu (15 persen)," kata Ketua Asperindo Mohamad Feriadi, usai menghadiri peluncuran layanan Friendly Logistics di Spasial Jalan Gudang Selatan Kota Bandung, Selasa (27/2).

Mohamad Feriadi yang juga menjabat sebagai President Director JNE Express ini menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan bisnis logistik tahun ini sama dengan tahun lalu. "Alasannya banyak tadi bagaimana pemerintah dalam membuat aturan, bagaimana sekarang infrastruktur sekarang ini terbatas, tidak mungkin kita sebagai operator bisa membangun infrastruktur sendiri, suruh JNE nih bikin jalan atau pelabuhan sendiri. Fokus kita bukan ke sana," kata dia.

Namun, kata Feriadi, pihaknya tetap optimistis bisnis logistik di tanah air akan lebih baik daripada saat ini jika semua pihak yang terlibat memperbaiki regulasi. "Ke depan, mungkin akan lebih baik daripada saat ini, tapi dengan catatan pertama pemerintah diharapkan membangun infrastruktur lebih banyak, jalan, pelabuhan, bandara," kata dia.