REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sebanyak 210 santri perempuan yang menimba ilmu di pondok sesantren Minhajut Tholabah (Minthol) Desa Kembangan Bukateja, terpaksa mengungsi. Sebagian mengungsi ke rumah pengasuh pesantren, dan sebagain lainnya mengungsi ke rumah warga.
Para santriwati tersebut terpaksa mengungsi dari asrama, karena talud bagian belakang bangunan asrama ambrol dan sebagian bangunan asrama mengalami kerusakan. ''Ambrolnya talud dan bangunan asrama terjadi Jumat (23/2) petang lalu, saat hujan berlangsung beberapa hari,'' jelas Ketua Umum Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Minhajut Tholabah KH Basyir Fadhulloh, saat menerima peninjauan Bupati Tasdi, Selasa (27/2).
Menurutnya, bangunan kompleks asrama santriwati ini memang berada di tebing yang berdekatan dengan Sungai Serayu. ''Sejak awal, kondisinya memang sudah rawan longsor. Awalnya, jarak antara bangunan asrama dan pinggir Sungai Serayu cukup jauh. Namun tebing sungai terus terkikis derasnya arus sungai, akhir talud yang sudah dibuat pun ikut jebol,'' katanya.
Menyikapi hal ini, berjanji akan segera memperkuat membangun kembali talud sungai. Namun talud tersebut akan diperkuat plat besi sehingga a lebih kuat menahan gelombang air sungai yang mengikis tebing sungai.
''Anggaran untuk pembangunan talud ini baru bisa kami alokasikan pada APBD Perubahan tahun 2018, karena APBD murni sudah disahkan. Kita juga berencana dalam APBD Perubahan akan dilakukan anggaran untuk melebarkan jalan masuk ke ponpes ini,'' katanya.