REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekretaris Jenderal Negara-Negara Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menegaskan, pihaknya tidak akan membina hubungan apapun dengan Israel. Hal itu akan terus dilakukan jika tidak ditemukan solusi yang adil dan abadi untuk kepentingan Palestina.
Seperi dilaporkan kantor berita Palestina, Wafa pada Kamis (1/3) pernyataan tersebut dilontarkan Aboul Gheit saat bertemu dengan perwakilan Rusia untuk urusan timur tengah Mikhail Bogdanov. Pertemuan kedua pejabat tersebut membahas kondisi terkini terkait isu Palestina.
Kepada Bogdanov, Aboul Gheit menjelaskan, sejumlah instansi kementerian di liga Arab rencananya akan mengadakan pertemuan pada Senin pekan depan. Pertemuan tersebut akan fokus membahas proses perdamaian antara Palestina dan Israel yang mengarah pada solusi kedua negara.
Pertemuan itu rencananya juga akan membahas dampak negatif dari keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memindahkan kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kebijakan itu menyusul pengakuan sepihak AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Belakangan, Pemerintahan Trump akan segera membuka Kedutaan Besar (Kedubes) nya untuk Israel di Yerusalem pada Mei. Pembukaan pada Mei ini jauh lebih cepat dari yang direncanakan yakni akhir 2019.
Ahmed Aboul Gheit menegaskan, sulit untuk membina hubungan apapun dengan Israel jika pencaplokan wilayah Palestina tetap mereka lakukan, seperti yang terjadi di Yerusalem Timur. Ini mengacu pada perjanjian 1967 jika Yerusalem Timur akan menjadi ibu kota Palestina di masa depan.