Ahad 04 Mar 2018 16:56 WIB

Kapolri: Mungkinkah Konflik Syiria Terjadi di Indonesai?

Indonesia memiliki keunikan yang tidak dimiliki negara-negara di Timur Tengah.

Jenderal Polisi Tito Karnavian
Foto: ROL/Abdul Kodir
Jenderal Polisi Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menghadiri ceramah Ustadz Abdul Somad yang berlangsung di Masjid Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/3). Kapolri menggunakan baju koko putih dengan sorban dan peci putih duduk berdekatan dengan Ustaz Abdul Somad, didampingi Ustadz Arifin Ilham selaku pimpinan Majelis Dzikir Az Zikra, serta sejumlah ulama lainnya.

Selain mendengarkan ceramah, Kapolri berkesempatan mengajukan pertanyaan kepada para ulama cara mencegah perpecahan yang kemungkinan terjadi antarumat beragama. Pasalnya, menurut Kapolri, ada beberapa negara seperti Syiria, Afganistan, Pakistan, Yaman, yang tengah bergejolak.

Apalagi, kata Kapolri, konflik yang terjadi di sana adalah antarumat Islam. Begitu pun Indonesia, ucap dia, memiliki penduduk yang besar, muslimnya juga banyak.

"Apakah kemungkinan konflik seperti di Syiria, Afganistan itu bisa terjadi di Indonesia, bagaimana kita bisa mencegahnya, bagaimana kira-kira khususnya, Kepolisian dapat mencegah itu," tanya Kapolri.

Menjawab pertanyaan Kapolri, Ustaz Abdul Somad mengatakan, apapun bisa saja terjadi, maka dalam Alquran dikatakan untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi.

"Kalau datang orang bawa satu berita, klarifikasi. Oleh sebab itu, yang selalu membuat kita tidak baik adalah komunikasi yang tidak baik," kata Ustaz Somad.

Menurut Ustaz Somad, setiap ada percikan api petugas harus cepat memadamkan jangan sampai seperti bom waktu yang siap meledak atau jangan seperti api dalam sekam. "Alhamdulillah saat ini kita bisa duduk bersama, jika ada percikan maka cepat diselesaikan. Salah satu yang kita lakukan adalah tabbayun," katanya.

Langkah kedua, lanjut Ustaz Somad, adalah kepastian hukum yang tidak pasti agar dapat dipastikan. Seperti beberapa laporan yang menyebutkan adanya penangkatan terhadap seseorang maka perlu klarifikasi diberikan oleh Mabes Polri.

"Banyak yang bertanya kepada saya melalui pesan WA es itu ditangkap, es tu dibiarkan. Ini mesti ada penjelaskan dari Mabes, kalau dijelaskan dengan seksama, sehingga tidak ada pihak ketiga merusak hubungan," katanya.

Ustaz Abdul Somad menambahkan, Indonesia memiliki keunikan yang tidak dimiliki negara-negara seperti pecahan kerajaan Arab. Meski beragama Islam, budaya Timur mempengaruhi masyarakat walau berbeda suku, tetapi menyatu menjadi NKRI.

"Kalau ini kita jaga dan pelihara, azab tidak akan turun kalau "Muhammad" ada di tengah kalian. Dan musibah tidak akan ada selama kita bertistigfar," kata Ustaz Somad.

Ustaz Somad juga mengingatkan, agar umat Muslim melakukan proses klarifikasi dalam menerima informasi dan tidak menyebarkan hoaks. "Jangan suka menyebarkan hoaks, karena nanti orang yang suka menyebarkan hoaks walaupun amalnya baik, nanti dia akan masuk dalam surga, surganya juga hoaks,"  tandas Ustaz Somad.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement