REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari berpendapat ada empat kategori calon wakil presiden (cawapres) yang akan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Mereka, yakni sosok yang diusung partai, profesional, kepala daerah, berlatar belakang militer, dan tokoh dengan latar belakang santri.
Setidaknya ada belasan nama yang kini sudah menyeruak ke permukaan dan masuk dalam lima kategori ini. "Mereka akan bersaing untuk mendapatkan posisi pasangan dari dua tokoh dominan yang kerap disebut sebagai calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto," kata Qodari dalam dalam diskusi Peta Politik Indonesia: Kiprah ICMI dalam Tahun Politik 2018 di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).
Untuk kategori pertama, yakni sosok yang diusung partai, Qodari menyebutkan setidaknya ada lebih dari lima nama. Mereka adalah Wiranto (Partai Hanura), Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN), Agung Harimurti Yudhoyono (Partai Demokrat) serta Airlangga Hartarto (Golkar). Nama ini belum termasuk dari PKS yang memiliki sekitar sembilan calon, termasuk Ahmad Heryawan dan Hidayat Nur Wahid.
Kemungkinan kedua yang disampaikan Qodari adalah profesional. Termasuk di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan pun memiliki kemungkinan, meski terbilang lebih kecil dibanding dua nama sebelumnya.
Kepala daerah juga mempunyai tempat tersendiri untuk menjadi cawapres, seperti Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta). "Gubernur Jawa Barat yang akan memasuki tahap kontestasi bisa jadi pertimbangan, antara Ridwan Kamil atau Deddy Mizwar. Kondisi yang sama juga di posisi Gubernur Jawa Timur, antara Khofifah atau Gus Ipul," tutur Qodari.
Kategori terakhir adalah tokoh dengan latar belakang militer. Mantan Panglima TNI Jendral (Purnawirawan) Moeldoko dan mantan Panglima TNI Jendral Gatot Noermantyo merupakan dua nama yang kerap disebut akan menjadi pendamping presiden kelak.
Terakhir, adalah tokoh dengan latar belakang santri, termasuk Din Syamsuddin dan Mahfud MD. Qodari menuturkan, figur ini memiliki daya tarik besar pada Pilpres 2019 karena isu agama yang semakin menguat.
"Di masyarakat, isu keagamaan justru lebih populis dibandingkan isu ekonomi. Ini yang membuat mereka dengan latar santri mempunyai kemungkinan besar," ucapnya.