REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Theresa May mengatakan negaranya akan merespons dengan tepat jika bukti menunjukkan Rusia benar menggunakan racun agen saraf. Racun ini diduga digunakan dalam aksi percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal.
Skripal (66 tahun) ditemukan tak sadarkan diri bersama putrinya, Yulia (33 tahun), di sebuah bangku di luar sebuah pusat perbelanjaan di Kota Salisbury, Inggris. Media Inggris dan beberapa politisi telah berspekulasi, Rusia mungkin berada di balik serangan terhadap mereka.
"Kami akan melakukan tindakan yang sesuai, kami akan melakukan tindakan yang benar, jika terbukti kasus ini dilakukan oleh negara itu," kata May kepada ITV News, ketika ditanya apakah Inggris dapat mengusir Duta Besar Rusia dari London atas serangan tersebut, Kamis (8/3).
"Mari kita memberi waktu dan ruang kepada polisi untuk benar-benar melakukan penyelidikan mereka. Tentu jika ada tindakan yang perlu diambil maka pemerintah akan melakukannya. Kami akan melakukannya dengan benar, pada saat yang tepat, dan berdasarkan bukti," kata dia.
Tes ilmiah telah dilakukan oleh ilmuwan pemerintah untuk mengidentifikasi jenis racun agen saraf yang digunakan dalam serangan itu. Namun pihak berwenang menolak untuk mengungkapkan rinciannya ke publik.
Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd mengatakan Skripal dan putrinya masih tak sadarkan diri di rumah sakit, tetapi kondisinya kini telah stabil. Sementara seorang polisi yang juga ikut terpapar racun tersebut kini telah sadarkan diri dan sudah dapat berkomunikasi.
"Penggunaan racun agen saraf di tanah Inggris adalah tindakan yang kurang ajar dan sembrono. Ini adalah percobaan pembunuhan dengan cara yang paling kejam. Namun kita harus teliti dalam penyelidikan ini, kita harus menghindari spekulasi, dan membiarkan polisi melakukan penyelidikan mereka," kata Rudd kepada anggota parlemen Inggris.
Beberapa anggota parlemen meminta agar penyelidikan kasus kematian orang-orang buangan Rusia di Inggris dalam beberapa tahun terakhir, bisa dibuka kembali. Akan tetapi Rudd menolaknya dan mendesak mereka untuk tetap berkepala dingin dan fokus pada insiden di Salisbury.
"Kami akan merespon dengan cara yang benar dan tepat setelah kami bisa memastikan siapa yang bertanggung jawab. Kami berkomitmen untuk melakukan semua yang kami bisa untuk membawa pelaku ke pengadilan, siapapun mereka, dan di manapun mereka berada," kata Rudd.
Skripal mengkhianati puluhan agen Rusia untuk intelijen Inggris sebelum ditangkap oleh pihak berwenang Rusia pada 2004. Dia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara pada 2006 dan pada 2010 diberi perlindungan di Inggris setelah dipertukarkan dengan mata-mata Rusia.
Baca juga: Mantan Intelijen Rusia Diserang, 21 Orang Ikut Dirawat