Ahad 11 Mar 2018 05:19 WIB

Menanti Pertemuan Bersejarah Donald Trump dan Kim Jong-un

Presiden AS ingin bertemu dengan Kim Jong-un di saat yang tepat.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Elba Damhuri
Kim Jong-un (kiri) saat bertemu dengan pejabat Korea Selatan
Foto: VOA
Kim Jong-un (kiri) saat bertemu dengan pejabat Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan niatnya untuk mengadakan pembicaraan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Meski begitu, Trump ternyata memberikan sejumlah persyaratan untuk rencana pertemuan dan pembicaraan kedua pimpinan negara tersebut.

"Presiden tak akan bertemu tanpa melihat langkah-langkah dan aksi konkret yang diambil oleh pihak Korut," kata Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam jumpa pers, Jumat (9/3) waktu setempat.

Karena itu, lanjutnya, Trump tentu akan memutuskan langkah tertentu terkait hal ini.

Menurut Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson di tempat terpisah, Trump telah membuat keputusan sendiri untuk mengadakan pembicaraan dengan Kim Jong-un. Meski begitu, pembicaraan keduanya membutuhkan beberapa pekan untuk pengaturannya.

Trump sebelumnya mengatakan, telah mempersiapkan diri untuk bertemu pertama kalinya dengan Kim. Pertemuan kedua pemimpin negara ini berpotensi sebagai langkah besar untuk memecahkan ketegangan terkait program nuklir dengan Pyongyang.

"Itu merupakan keputusan presiden yang diambilnya sendiri. Saya telah berbicara dengannya pagi ini tentang keputusan itu," kata Tillerson dalam kunjungannya ke Djibouti, Afrika.

Presiden Trump telah mengatakan untuk beberapa saat bahwa dia terbuka untuk perundingan dan dia ingin bertemu dengan Kim di saat yang tepat. Tillerson merasa, dalam pertimbangan Presiden bahwa waktunya telah tiba sekarang.

Dia mengatakan, AS terkejut dengan perkembangan Kim dalam percakapannya dengan seorang delegasi Korea Selatan yang tengah berkunjung. Hal ini, kata dia, memberikan indikasi yang sangat kuat dari pihak Kim bahwa dia bukan sekadar berkeinginan, melainkan juga benar-benar berhasrat untuk berunding.

Trump juga menyampaikan, optimistisnya pertemuan tersebut akan membuahkan hasil yang positif. Kendati, pejabat senior AS mengungkapkan, jika perincian waktu dan tempat pertemuan masih ditentukan. "Perjanjian dengan Korut kemungkinan besar dan pasti akan terjadi, jika demikian, itu merupakan kabar baik bagi dunia. Waktu dan tempat akan segera ditentukan," kata Trump.

Pertemuan antara Kim dan Trump akan menjadi sebuah kemajuan besar, setelah keduanya sempat bertukar retorika keras pada tahun lalu. Korut juga sebelumnya telah banyak melakukan serangkaian uji coba rudal yang diklaim bisa mencapai seluruh daratan AS.

Di pihak lain, Menlu Korut Ri Yong Ho mengunjungi Swedia dalam beberapa waktu ke depan dan bertemu dengan Menlu Swedia Margot Wallstrom. Menurut sumber media Swedia Dagens Nyheter, Jumat, walau menlu kedua negara itu tak mau berkomentar, tapi keberadaan kedutaan besar Swedia di Pyongyang merupakan perwakilan kepentingan diplomatik AS juga di Korut. Soalnya, AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara tersebut.

Laporan tersebut tiba setelah Presiden Trump menyampaikan kesiapannya untuk mengadakan pertemuan dengan Kim Jong-un usai menerima undangan dari pemimpin Korut. Tidak adanya hubungan diplomatik AS dan Korut membatasi berbagai pilihan untuk kedua belah pihak guna mengurangi tekanan atas program persenjataan nuklir dan rudal Korut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement