REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mendukung rencana dialog yang sedang diupayakan Korea Selatan(Korsel), Korea Utara (Korut), dan Amerika Serikat (AS) guna mengakhiri ketegangan di Semenanjung Korea. Menurut Beijing, masalah ini memang harus diselesaikan secara damai.
"Cina berkomitmen pada upaya untuk mewujudkan denuklirisasi, menjaga perdamaian, dan stabilitas di Semenanjung Korea, serta menyelesaikan berbagai hal melalui dialog dan negosiasi," ungkap Yang Jiechi, seorang penasihat senior kebijakan luar negeri Cina pada Senin (12/3), dilaporkan laman Yonhap.
Yang mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir, perkembangan untuk menciptakan denuklirisasi di Semenanjung Korea cukup signifikan. Hal itu ditandai dengan diutusnya pejabat tinggi Korsel pekan lalu untuk bertemu pemimpin Korut Kim Jong-un. Setelah pertemuan tersebut, Kim Jong-un bahkan menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan AS terkait program rudal dan nuklirnya.
"Perkembangan dramatis yang terjadi di Semenanjung Korea tampaknya sesuai dengan upaya untuk membawa dorongan denuklirisasi di wilayah tersebut kembali ke jalur dan sesuai arahan resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Yang.
Pernyataan tersebut diungkapkan Yang selama melakukan pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong di Beijing. Adapun tujuan Chung Eui-yong ke Cina adalah untuk melaporkan hasil pertemuannya dengan Kim Jong-un pekan lalu.
Pekan lalu, Presiden Korsel Moon Jae-in telah mengutus Penasihat Keamanan Nasional Chung Eui-yong dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon ke Korut. Keduanya ditugaskan untuk bertemu Kim Jong-un dan mengatur kemungkinan penyelenggaraan dialog yang tidak hanya melibatkan kedua negara, tapi juga AS.
Pertemuan pekan lalu pun membuahkan hasil. Kim Jong-un menyatakan bersedia menghadiri pertemuan yang juga akan dihadiri Presiden AS Donald Trump. Dalam pertemuan yang direncanakan digelar pada Mei mendatang, Korut, Korsel, dan AS akan membahas tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Trump telah mengatakan pertemuan ini bisa saja berakhir tanpa kesepakatan. Namun ia pun tak menutup kemungkinan KTT pada Mei nanti akan menghasilkan kesepakatan terbesar yang sukses menghentikan ambisi Korut dalam menyempurnakan senjata rudal dan nuklirnya.
Baca juga: Korut Belum Layangkan Tanggapan Resmi Rencana Bertemu AS