Selasa 13 Mar 2018 02:16 WIB

20 Peneliti Jepang Diajak Keliling Makassar

Para mahasiswa melakukan studi lapangan terkait masyarakat multi etnis di Indonesia.

Red: Gita Amanda
Plt Wali Kota Makassar Syamsu Rizal (dua kiri).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Plt Wali Kota Makassar Syamsu Rizal (dua kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI menjamu 20 orang mahasiswa Universitas Keio Jepang di rumah jabatannya. Ia mengajak para mahasiswa tersebut berkeliling di beberapa pulau Makassar.

"Selamat datang di Makassar, daerah yang dikenal dengan masyarakatnya yang sombere (ramah) dan humble," ujar Deng Ical sapaan akrab Syamsu Rizal di Makassar, Senin (12/3).

Para mahasiswa asal Jepang sebelum diajak berkeliling Pulau Spermonde atau Pulau Sangkarrang dengan menggunakan kapal legendaris asal Sulawesi Selatan (Sulsel) Pinisi. Ical memberikan perjamuan khusus di rumah jabatannya. Dalam jamuan itu, dia memberikan sedikit penjelasan tentang Makassar dan beberapa potensinya khususnya dibidang bahari, apalagi adanya 12 gugusan pulau-pulau baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.

Deng Ical mengaku senang dan bangga dengan kedatangan rombongan mahasiswa asal Jepang yang berjumlah 20 orang itu dan akan melakukan penelitian di Kota Makassar. Ia menyatakan jika salah satu karakter sombere warga Makassar yakni ketika menerima tamu yang datang, pasti akan memberikan perjamuan dan pelayanan yang maksimal.

"Bagi orang Makassar tamu itu pembawa rezeki dan manfaat bagi kemajuan Kota Makassar. Oleh karena itu, apabila ada tamu yang datang tentu kami akan perlakukan seperti layaknya raja," katanya

Bahkan, ia mengaku jika kota Makassar bisa maju dan berkembang dengan pesat, itu tidak terlepas dari kontribusi para pendatang dari luar Makassar maupun dari luar negeri. Kota Makassar, kata dia, mayoritas warganya menganut kepercayaan agama Islam, apalagi budaya orang Makassar itu dikenal saling menghargai dan itu sesuai dengan ajaran agama Islam.

Namun dibalik itu juga, masyarakat Makassar juga dikenal keras apabila ada tamu yang melanggar aturan adat istiadat orang Bugis-Makassar. "Di Makassar itu banyak agama dan suku tetapi masyarakatnya sangat toleran, hal itu yang menjadi penyebab sehingga masyarakat Makassar sangat diterima apabila merantau ke kampung orang," ungkapnya.

Pembimbing Mahasiswa Keio University Profesor Yo Nonaka, PhD mengatakan, kedatangannya bersama para mahasiswanya itu dalam rangka studi lapangan mata kuliah "Special Research Project on Multi-Ethnic Society In Indonesia". Yo Nonaka mengaku, selama berada di Makassar ia akan melakukan beberapa penelitian terkait kondisi kehidupan dan budaya masyarakat Makassar, juga agama, pendidikan, wisata dan cara interaksi anak muda Makassar.

"Sebelum ke Makassar kita sudah ke Jakarta dan Serang. Kami memilih Makassar karena kami ingin mengetahui kondisi kehidupan masyarakat di Kota Makassar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement