Senin 19 Mar 2018 03:48 WIB

Gus Ipul Ingin Anak Muda Jadi Pengusaha

Gus Ipul mengaku siap mendengar apa yang menjadi keinginan pemuda.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 2 Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak generasi muda menjadi pengusaha. Pengusaha muda yang diharapkannya mengerti pasar dengan baik, dan memahami produknya agar diterima oleh pasar.

"Pemuda punya kesempatan maju menjadi orang besar dan sukses. Lewat kreativitas untuk menciptakan lapangan pekerjaan," kata Gus Ipul usai menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Gerakan Persaudaraan Pemuda (Gema) Keadilan di Gedung Juang 45, Surabaya, Ahad (18/3).

Gus Ipul mengaku siap mendengar apa yang menjadi keinginan pemuda. Sebab, kata dia, tidak bisa malah memaksa para pemuda untuk menuruti kemauan yang pemerintahan inginkan. Gus Ipul juga mengaku khawatirnya kalau pemerintah membuat sesuatu tidak sesuai dengan kemauan pemuda, malah menjadi muspro (melakukan suatu pekerjaan yang sia-sia).

"Banyak usulan dari mereka sebenarnya. Apa sih yang diinginkan mereka, supaya policy pemerintah, pembinaan kita dan pendampingan betul-betul efektif," ujar Gus Ipul.

Menurutnya, yang paling penting adalah, para pemuda itu ingin diberi semacam akses. Baik permodalan maupun akses lain dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka melalui inkubasi atau pelatihan dan pendidikan.

"Paling tidak, mereka dibantu untuk membentuk suatu iklim kerja kreatif yang baik. Contoh, kita bikin Co-working tapi akhirnya tidak sukses, karena tidak sesuai dengan kemauan mereka. Jadi kita bikin sesuatu harus tanya mereka. Mereka biasanya optimistis, tidak mau dipaksa-paksa, ingin dibimbing dengan kejujuran," kata Gus Ipul.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement