REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap menemui para alim ulama dari berbagai daerah. Selain mendatangi pondok pesantren ketika kunjungan kerja, Jokowi pun kerap melakukan pertemuan dengan ulama di Kompleks Istana Negara. Bahkan hari ini saja Jokowi melakukan tatap muka dengan sejumlah ulama dari Provinsi Banten, serta menerima perwakilan Nahdatul Ulama (NU) setelahnya.
Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informasi Johan Budi mengatakan, pertemuan Jokowi dengan para alim ulama tidak menjadi agenda khusus Presiden. Pertemuan ini adalah tatap muka yang biasa dilakukan Jokowi dengan para pemuka agama bukan hanya dari kalangan Muslim.
"Saya kira mengundang ulama tidak hanya dilakukan belakangan ini, sejak dulu. Dan tidak hanya ulama-ulama saja, tapi juga tokoh-tokoh agama lain. Kemarin Hindhu diundang ke istana juga," ujar Johan, Rabu (21/3).
Baca juga, Ulama Banten Apresiasi Program Bank Wakaf Mikro.
Namun karena di Indonesia mayoritas adalah kaum Muslim, maka Presiden Jokowi lebih sering mengundang alim ulama datang ke Istana Negara. Dalam setiap pertemuan para pemuka agama ikut menjelaskan mengenai perkembangan terkini kondisi di masyarakat. Sedangkan Presiden Jokowi menjabarkan terkait kondisi negara secara blak-blakan.
Termasuk dalam pertemuan dengan alim ulama dari Provinsi Banten, Johan mengatakan Presiden Jokowi ingin secara langsung memaparkan mengenai program bank wakaf mikro yang menjadi salah satu arus ekonomi baru nasional.
Jokowi pun menjabarkan mengenai bahayanya pemberitaan bohong yang masih marak di media sosial. Dia meminta secara langsung agar para ulama ikut serta menjaga persatuan di masyarakat agar tidak termakan pemberitan palsu.
"Kemudian Presiden menyampaikan kepada Ulama dan Kyai di Banten untuk ikut menyampaikan kepada masyarakat mengenai bahayanya hoaks (berita bohong) tadi," ujar Johan.
Usai melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten Am Romly mengatakan, berita bohong yang banyak diterima masyarakat melalui media sosial memang sangat meresahkan. Sebab masyarakat bisa saja menerima isi informasi yang disampaikan tanpa melakukan pengecekan ulang atas kebenaran infromasi tersebut.
"Bagi kami ini adalah potensi untuk menggangu kerukunan bangsa Indonesia, dan umat beragama," ujar Romly usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (21/3).