Rabu 28 Mar 2018 12:30 WIB

Pascadiakuisisi Grab, Ini yang Dirasakan Sopir Uber

Pengurangan konsumen mencapai sekitar 20 hingga 30 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Andi Nur Aminah
Pengguna jasa Uber sedang membuka aplikasi tersebut.
Foto: flickr
Pengguna jasa Uber sedang membuka aplikasi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaakuisisi Uber oleh Grab awal pekan ini, sejumlah sopir Uber mengakui sudah mulai merasakan perubahannya. Jumlah konsumen yang menggunakan jasa mereka dirasa berkurang secara perlahan. Salah satu sopir Uber mobil, Barata (46 tahun), menuturkan, pengurangannya sekitar 20 hingga 30 persen.

Sebelumnya, Barata bisa mendapatkan sampai 10 konsumen per hari. Pascainformasi akuisisi Uber merebak ke masyarakat sejak akhir pekan lalu, pengurangan konsumen mulai terjadi. "Sekarang jadi delapan orang saja, malah pas Senin (26/3), ketika pengumuman resmi sudah keluar, hanya lima atau enam penumpang," tuturnya ketika ditemui Republika.co.id di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (28/3).

Penurunan konsumen tak pelak membuat pendapatan harian Barata berkurang. Apabila tiap hari bapak dua anak itu bisa membawa pulang Rp 200 ribu per hari, selama tiga hari terakhir, ia hanya mengantongi keuntungan Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.

Barata melihat penyebab utama dari penurunan ini adalah kesalahpahaman masyarakat terkait akuisisi ini. "Pas saya tanya ke salah satu pelanggan saya, dia mengira kalau Uber sudah enggak ada sama sekali. Makanya, dia hapus aplikasi dan beralih ke aplikasi lain," ucap warga Cilandak, Jakarta Selatan, itu.

Padahal, Barata mengatakan, layanan Uber masih aktif untuk melayani penumpang. Menurut informasi yang didapatkan Barata dari aplikasinya, pengalihan dari Uber ke Grab baru resmi dilakukan pada Ahad (8/4). Namun, ia sendiri belum mengetahui secara detail bagaimana proses pengalihan dan dampak yang akan dirasakannya kelak.

Kondisi serupa juga dialami sopir motor Uber, Wiwiek (39 tahun). Bapak satu anak ini merasa, penurunan penumpang sudah dialaminya dari Jumat (23/3), ketika informasi akuisisi mulai tersebar di masyarakat. "Berkurang satu-dua penumpang, lumayan kan jadi berkurang keuntungannya sampai Rp 30 ribuan," ujar Wiwiek.

Terkait hal ini, Wiwiek berharap agar ada pihak Uber ataupun pihak terkait lainnya yang memberikan informasi detail kepada masyarakat. Sepengetahuannya, masih banyak orang yang menyangka bahwa Uber telah hilang dan tidak bisa digunakan lagi sehingga mereka memutuskan menghapus aplikasi. 

 

Wiwiek juga berharap agar pihak Uber atau Grab bisa memberi penjelasan kepada sopir terkait pengalihan layanan. Sebab, sampai saat ini, ia dan teman-temannya belum mengetahui kapan dan bagaimana caranya untuk beralih ke Grab pascaakuisisi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement