REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan konsep deradikalisasi banyak diminati oleh negara-negara lain khusuanya ASEAN dan Australia. Konsep yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu ingin dicontoh negara lain.
"Itu (deradikalisasi) merupakan model baru yang sangat diminati internasional, banyak yang mau mencontoh," kata Wiranto, Jumat (30/3).
Menurut Wiranto, negara-negara di Asean dan Australia ingin mengetahui sejauh mana konsep tersebut bisa dikembangkan di Indonesia dan juga negara lainnya. Dia menyebut hal tersebut usai bertemu dengan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius di kantor Kemenko Polhukam, Kamis (29/3) lalu.
Dalam pertemuannya dengan Suhardi, dia juga membahas persiapan pertemuan ASEAN Singapura. Pertemuan itu salah satunya akan mendiskusikan hal mengeni kerjasama keamanan kedua negara.
"Laporan soal keamanan dan kelanjutan dari pertemuan di Asean," ujar Wiranto.
Sementara itu, Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius menyatakan saat ini jumlah mantan napiter yang masuk dalam program deradikalisasi semakin bertambah. Hal ini, kata dia cukup membuktikan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangkal radikalisasi, efektif.
"Kegiatan sarasehan yang kemarin itu memang murni sukarela dari mereka (eks napiter). Tapi saat ini jumlah yang ikut dalam program deradikalisasi ini semakin bertambah, belum lama ini ada 3 orang mantan terpidana yang ikut bergabung, " kata Suhardi.
BNPT baru-baru ini mengadakan pertemuan sebagai puncak dari deradikalisasi mantan napiter yang selama ini dilakukan pemerintah.
Badannitu mengumpulkan kurang lebih 120 orang mantan narapidana terorisme dan 50 orang korban terorisme untuk melakukan silaturahmi.
Para mantan napiter yang ikut dalam acara ini, kata Suhardi diharapkan dapat meyakinkan teman, kolega, dan keluarganya agar tidak melakukan dan menyebarkan radikalisme dengan pendekatan kemanusiaan. Pertemuan ini juga diharapkan dapat berdampak luas dalam mengurangi radikalisasi.