Sabtu 31 Mar 2018 11:17 WIB

DK PBB Gelar Pertemuan Darurat Bahas Gaza

Pertemuan membahas eskalasi di perbatasan Gaza-Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Ribuan masyarakat Gaza bergerak menuju perbatasan Palestina-Israel, Jumat (30/3).
Foto: Dok. Istimewa
Ribuan masyarakat Gaza bergerak menuju perbatasan Palestina-Israel, Jumat (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB akan menggelar pertemuan darurat guna membahas eskalasi di perbatasan Gaza-Israel. Sebanyak 15 warga Palestina dilaporkan tewas akibat terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di wilayah tersebut.

Dilaporkan laman Anadolu, pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB ini diusulkan oleh Kuwait. Pertemuan ini dijadwalkan akan dilaksanakan Jumat (30/1) pada pukul 18.30 di markas Dewan Keamanan di New York, Amerika Serikat (AS).

Menurut beberapa diplomat di PBB, pertemuan darurat akan berlangsung tertutup. Perwakilan Israel dan Palestina juga dikabarkan tidak diperkenankan hadir dalam sesi tersebut.

Ribuan warga Palestina di Gaza melakukan demonstrasi di perbatasan Israel pada Jumat. Mereka menuntut hak kembali ke desa-desanya yang dulu dan kini menjadi wilayah kekuasaan Israel.

Aksi ini kemudian berubah menjadi petaka ketika pasukan keamanan Israel berusaha membubarkan massa. Bentrokan pun sempat terjadi antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel.

Berondongan tembakan pasukan Israel menyebabkan jatuhnya banyak korban. Hingga saat ini dilaporkan 15 warga Palestina telah tewas dan sekitar 750 orang lainnya mengalami luka-luka.

Israel Defense Forces (IDF) mengungkapkan terdapat sekitar 17 ribu warga Palestina di lima titik lokasi di sepanjang pagar perbatasan Gaza dengan Israel. IDF mengatakan warga yang ditembak adalah yang berusaha merusak pagar tersebut. "Penembakan hanya digunakan untuk melawan orang-orang yang berusaha merusak pagar," kata Brigadir Jenderal IDF Ronen Manelis.

Israel dilaporkan telah mengirim tank dan penembak jitu ke wilayah perbatasan Gaza. Mereka bahkan mengoperasikan pesawat nirawak untuk menjatuhkan gas air mata ke titik-titik demonstran.

Aksi demonstrasi di Gaza akan berlangsung selama enam pekan ke depan. Aksi puncak akan dilaksanakan pada 15 Mei, yakni ketika Israel memperingati hari kelahirannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement