Sabtu 31 Mar 2018 14:56 WIB

Ada 200 Koleksi di Museum Purbakala Pleret

Ratusan koleksi benda bersejarah itu terkumpul sejak 4 tahun lalu.

Wisata Museum Geologi Seorang anak bersama orangtunya mengamati fosil hewan purbakala di Museum Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (3/1).
Foto: Mahmud Muhyidin
Wisata Museum Geologi Seorang anak bersama orangtunya mengamati fosil hewan purbakala di Museum Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Museum Sejarah Purbakala Pleret di Dusun Kedaton, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyimpan koleksi sekitar 200 benda bersejarah atau peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di wilayah setempat.

"Koleksinya itu semula sebanyak 81 benda yang dikumpulkan dari seluruh Bantul, kemudian ditambah pinjaman dari lain-lain dari Banguntapan dan Pleret itu totalnya 200-an benda," kata Pengelola Museum Sejarah Purbakala Pleret Susanto di Bantul, Sabtu (31/3).

Menurut dia, ratusan koleksi benda bersejarah itu terkumpul sejak 4 tahun lalu atau setelah dibuka pada tahun 2014 sampai dengan Maret 2018. Benda bersejarah itu berupa ompak (landasan tiang), ornamen bangunan, dan benda bersejarah lainnya.

"Paling lama dari pemerintahan tahun 1677, jadi usianya 340 tahunan, yang terakhir ditemukan sebilah keris pada waktu penggalian beberapa tahun lalu, saat itu yang dicari struktur bangunan mesjid dan ketemu sebilah keris," katanya.

Ratusan benda bersejarah itu disimpan di dalam ruangan koleksi sisi barat yang diletakkan dalam kotak kaca untuk dipamerkan kepada pengunjung maupun masyarakat yang ingin melihat atau mempelajari koleksi peninggalam Kerajaan Mataram Kuno itu.

"Di museum ini ada ruang audio visual untuk memutar film, ruang koleksi, dan di halaman terdapat empat gazebo, dengan satu gazebo terdapat sumur peninggalan, yang pada waktu itu dipakai untuk jamasan (mencuci) benda-benda pusaka," katanya.

Ia mengatakan bahwa Museum Sejarah Purbakala Pleret milik Dinas Kebudayaan DIY ini berdiri atas lahan seluas 2.222 meter persegi, dan setelah dibuka pada 2014 telah mengalami renovasi dan rehabilitasi agar menarik dikunjungi wisatawan.

Terkait dengan kunjungan ke Museum, dia mengatakan bahwa hal itu sudah menunjukkan perkembangan signifikan. Susanto mencatat kunjungan selama 2014, sejak Maret hingga Desember, sebanyak 2.117 orang, sedangkan kunjungan selama 2017 tercatat sebanyak 7.563 orang.

"Dari sisi jumlah pengunjung, saya kira membanggakan, terutama tiap ada event atau liburan itu banyak dikunjungi, terutama pelajar dan mahasiswa. Bahkan, pada bulan Februari lalu ada rombongan berjumlah sekitar 300 orang dari Cangkringan (Sleman)," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement