REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak mengaku mampu mengerahkan pasukan khusus untuk memerangi militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) yang kini berada di Suriah. Hal itu dilakukan guna menghalau penyebaran kembali kelompok ektrimis itu di Irak.
"Rencana kami berubah dari memerangi teroris yang berada di dalam negeri menjadi perlawasanan teroris di kawasan dan kami tidak akan menerobos atau menyerang negara tetangga," kata Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, Rabu (4/4).
Irak sebelumnya mengkalim telah berhasil mengusir ISIS dari negaranya. Meski demikian, Haider al-Abadi menilai kehadiran kelompok militan tersebut di Suriah merupakan hal yang mengancam.
Diterjunkannya pasukan Irak ke Suriah mungkin saja terjadi mengingat kedekatan Haider al-Abadi dengan Presiden Bashar al-Assad. Irak merupakan sekutu al-Assad, bersama dengan Iran dan Rusia dalam perang saudara di Suriah. Hubungan keduanya diperkirakan kian harmonis setelah perang yang berlangsung selama tujuh tahun itu. Sebelum Irak, sejumlah pasukan khusus juga telah diterjunkan ke Suriah guna memerangi ISIS.
Amerika Serikat, Rusia, Iran merupakan negara yang diketahui telah mengirimkan pasukan mereka ke Suriah guna memerangi ISIS. Sementara, Turki juga mengirimkan tentaranya ke Suriah namun untuk melawan militan Kurdi dari perbatasan, dilansir Reuters.